"Jadi sangat wajar bila dalam survei itu, nama incumbent selalu diuntungkan. Karena sering turun ke lapangan sehingga masyarakat lebih mudah mengenalnya," jelasnya.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Etos Indonesia Institute, Iskandarsyah menyebut hilangnya nama anak Wali Kota Bekasi non aktif Rahmat Effendi, Ade Puspitasari dalam survei lantaran kasus korupsi yang menjerat orang tuanya. Kasus tersebut, bagi sejumlah pihak, sangat melukai masyarakat Kota Bekasi.
"Banyak kalangan yang protes atas tenggelamnya nama Ade Puspita dalam survei Etos. Tapi kami sampaikan presentase Ade terjun bebas di bawah 4 persen. Artinya ada ketidaksukaan publik Kota Bekasi atas pernyataan Ade pasca ayahnya tertangkap KPK," beber Iskandar.Iskandar menilai kasus Rahmat Effendi merupakan preseden buruk di tengah semangat pemerintah pusat untuk memberantas korupsi.
Menurut dia, sangat wajar jika masyarakat saat ini mulai apatis terhadap Ade Puspita yang notabene merupakan putri dari Rahmat Effendi.Terlebih pasca penangkapan orang tuanya, Ade sangat reaktif dan menuduh KPK bertindak tidak obyektif. Hal itu yang mendasari masyarakat Bekasi jadi tidak suka dengan Ade.
"Namun demikian, survei itu kan tidak permanen. Kita lihat nanti di survei kami yang kelima, apakah nantinya ada pergerakan atau pergeseran nama-nama Cawalkot diatas," kata Iskandar.
Editor : Eka Dian Syahputra