get app
inews
Aa Text
Read Next : Kisah Stasiun Bekasi, Bangunan Bersejarah Perjalanan Kereta Api Sejak Tahun 1887

Saksi Bisu Perjuangan Entong Gendut Lawan Kompeni, Begini Sejarah Kampung Arab Condet

Sabtu, 16 Juli 2022 | 10:01 WIB
header img
Potret perlawanan pahlawan lokal Entong Gendut di Condet melawan pungutan pajak kompeni di Batavia. (Foto: Istimewa/Dok SINDOnews)

JAKARTA, iNews.id - Kawasan Condet adalah wilayah yang berlokasi di Kecamatan Cililitan serta masuk Kota Administrasi Jakarta Timur. Kawasan itu pun begitu dikenal banyak orang dengan nama Kampung Arab. Sebab, banyak warga Timur Tengah yang tinggal di sana.

Kendati demikian, kawasan ini juga menyimpan beberapa lika liku sejarah yang menarik untuk di bahas mulai dari adanya pahlawan lokal yang melawan penjajah Belanda dan kehadiran warga Timur Tengah hingga bermukim di sana.

Dalam buku berjudul 212 Asal Usul Djakarta Tempo Doeloe karya Zaenuddin H.M yang diterbitkan tahun 2012, disebutkan bahwa nama Condet berasal dari Bahasa Sunda, yaitu “CI” yang memiliki arti anak sungai, dan “Ondet” yang berarti pohon buni.

Pada masa penjajahan Belanda, Kawasan Condet termasuk wilayah Batavia atau saat ini dikenal dengan Jakarta. Condet saat itu sudah memiliki salah satu pahlawan lokal yang terkenal dengan perjuangan dan kegaranganya dalam melawan Belanda, yakni Entong Gendut.

Entong Gendut itu dikenal karena berani menghadapi penjajah dan kaum tuan tanah yang saat itu merugikan rakyat dengan memungut pajak yang sangat tinggi. Karena pajak itu memberatkan rakyat, hati Entong tergerak dan melakukan perlawanan agar pajak dihapuskan. 

Dalam perlawanannya, Entong memimpin 30 pemuda dalam pemberontakan Condet melawan Belanda di sebuah bangunan Belanda “Grooneveld” yang berada di ujung Selatan Jalan Condet Raya. Bangunan ini sudah menjadi kerangka saja karena kebakaran yang terjadi pada tahun 1985.

Sebelum itu, dahulu kala Condet merupakan daerah penghasil beberapa jenis buah seperti duku buni, serta salak. Sekarang berbagai pohon ini sudah tidak tersisa dan tergantikan oleh berbagai bangunan perumahan milik masyarakat.

Namun pemadangan yang hingga kini masih bisa ditemukan di sepanjang Jalan Raya Condet adalah toko-toko yang menjual berbagai produk Timur Tengah, seperti busana muslim, air zam zam, minyak wangi, Shisha, makanan seperti nasi kebuli, dan lain sebagainya.

Hal ini dikarenakan banyak masyarakat Condet merupakan keturunan Timur Tengah. Berdasarkan sebuah penelitian berjudul “Pengembangan Perkampungan Budaya Betawi: Dari Condet ke Srengseng Sawah”. 

Orang-orang keturunan Timur Tengah ini sebelumnya tinggal di Pekojan, Jakarta Barat. Karena daerah tersebut sudah padat, akhirnya masyarakat keturunan Arab ini mencari daerah tempat tinggal lain, salah satunya Condet.

Selain keturunan Arab, masyarakat keturunan Yaman mulai memadati Condet sejak tahun 1996. Di sana mereka membangun berbagai usaha dan menjadi penyalur tenaga kerja yang akan dikirim ke Timur Tengah, Malaysia, Singapura, dan lain sebagainya.

Selain itu, budaya Arab juga kian menyebar dan bersatu bersama budaya asli Betawi di sana. Warga Timur Tengah itu pada mulanya datang untuk berdagang dan menyebarkan agama Islam di Indonesia, kemudian mereka menikah dengan orang pribumi dan memiliki banyak keturunan.

Sejak saat itu, banyak masyarakat keturunan Timur Tengah bermukim di berbagai wilayah di Jakarta, salah satunya Condet. Walaupun dikenal dengan sebutan Kampung Arab, masyarakat Condet enggan mengakui hal tersebut. 

Karena menurut mereka, tidak hanya masyarakat keturunan Arab yang tinggal di sini. Tetapi juga ada orang China, orang Betawi asli, dan lain sebagainya. Untuk itu, mereka lebih senang menjunjung tinggi nama Kampung Betawi untuk daerah Condet.

Condet pernah ditetapkan sebagai kawasan Cagar Budaya Betawi oleh Gubernur Ali Sadikin pada tahun 1974. Namun dalam pelaksanaan mengalami banyak hambatan, hingga status cagar budaya Condet dicabut dan dipindahkan ke Setu Babakan, Jagakarsa, Jakarta Selatan pada tahun 2004.

Editor : Eka Dian Syahputra

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut