NDUGA, iNewsBekasi.id - Anggota Kopassus TNI Angkatan Darat sering menuai kesuksesan pada sejumlah penugasan operasi, baik di dalam hingga luar negeri. Operasi tim Kopassus ini pun bahkan dapat bergerak cepat dan senyap. Di mana salah satu unit Kopassus yang sering ditugaskan dalam operasi Komando dan Sandhi Yudha ialah Satuan Tugas Nanggala.
Satuan Tugas (Satgas) Nanggala identik dengan sebutan tim kecil intelijen tempur Kopassus yang dibentuk sejak Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus dipimpin Brigjen TNI Yogie Soewardi Memed.
Anggota satgas ini merupakan prajurit pilihan dari korps baret merah yang selain mempunyai kemampuan 'Komando' juga mumpuni dalam bidang Sandhi Yudha (intelijen tempur).
Karena anggotanya telah menempuh brevet Para Komando di Batujajar, Jawa Barat dan Cilacap, Jawa Tengah. Satgas Nanggala ini memiliki kemampuan khusus diatas rata rata prajurit Infanteri seperti mampu bergerak lebih cepat dalam setiap penguasa medan atau matra baik darat, laut maupun udara; survival, amphibi, lintas udara, mobil udara, pertempuran jarak dekat; pengintaian dan infiltrasi serta kemampuan antiteror.
Sehingga wajar jika Satgas Nanggala ini sering dilibatkan dalam awal operasi besar TNI.
Operasi Satgas Nanggala ini tertutup dan tugasnya yang bersifat rahasia sehingga mayoritas dari kegiatan mereka hanya diketahui pimpinan operasi. Sehingga keberhasilannya pun hanya kerap tersiar dari mulut ke mulut sesama anggota pasukan di lapangan.
Namun keberhasilan tim ini diakui di kesatuannya saat mereka selesai melaksanakan tugas operasi.
Salah satu kiprah Satgas Nanggala Kopassus adalah saat membantu operasi TNI /Polri di Nduga, Papua. Dimana Satgas Nanggala diketahui juga dilibatkan dalam pengawalan proses evakuasi jenazah Serda Handoko prajurit Yonif Raider 755/Yalet yang gugur dalam baku tembak dengan pihak KKB di Distrik Mbua, Nduga, Papua.
Kapolda Papua Irjen Pol Martuani Sormin Siregar kala itu ketika dikonfirmasi melalui telepon selulernya menjelaskan, sekitar pukul 10.00 WIT, tiga unit helikopter dengan tim Nanggala berangkat dari Kabupaten Mimika menuju ke Puncak Kabo, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga yang merupakan lokasi pembantaian pegawai PT Istaka Karya.
Kapolda menjelaskan, saat tim berada di lokasi Puncak Kabo, helikopter mendapat tembakan dari arah puncak, sehingga tim Nanggala melakukan tembakan balasan. “Karena ada tembakan dari arah Puncak Kabo, maka Tim Nanggala melakukan tembakan balasan dari helikopter. Ada satu helikopter jenis Bell yang baling-balingnya terkena tembakan dari kelompok KKB,” ungkap Kapolda Papua, Rabu, 5 Desember 2018 silam.
Akhirnya helikopter tersebut berhasil mengevakuasi jenazah Serda Handoko ke Bandara Kenyam selanjutnya akan dibawa ke Timika, Kabupaten Timika.
Sebelumnya anggota Kopassus ini juga menorehkan prestasi pada Jumat 17 November 2017 lalu mereka berhasil memandu sejumlah Pasukan Raider dan Tontaipur Kostrad sehingga berhasil membebaskan ratusan warga Kimbeli dan Banti, Tembagapura, Papua.
Kol Inf M Aidi yang saat itu menjabat sebagai Kapendam XVII/Cenderawasih menerangkan, sebanyak 13 anggota Kopassus yang diterjunkan dalam operasi pembebasan sandera tersebut merupakan pasukan di Bawah Kendali Operasi (BKO) Kodam XVII/Cenderawasih yang telah 7 bulan berada di Provinsi Papua. '
Ke-13 anggota Kopassus tersebut diambil dari Grup 1 Serang, Grup 2 Kartosuro dan dari Satuan Penanggulangan Anti Teror/Gultor 81 dipimpin Lettu Inf Sukma.
Kol Inf Aidi mengisahkan, proses pembebasan warga itu dimana pasukan pemukul Kodam Cenderawasih dari Satuan Raider dan Tontaipur Kostrad yang dipandu tim Kopassus sudah bergerak ke lokasi sasaran sejak lima hari sebelumnya.
"Mereka bergerak dengan senyap, sangat rahasia pada malam hari. Lalu pada siang hari mereka mengendap. Sambil mengamati situasi hingga mereka telah mencapai sasaran pada Kamis 16 November 2017.
Bahkan saat itu anggota yang tidak makan satu hari ini sudah meminta izin kepada Pangdam selaku pimpinan operasi untuk segera mengambil tindakan karena jarak mereka hanya sekitar 30-50 meter," kata Kol Inf Aidi.
Namun Pangdam Cenderawasih memberikan petunjuk bahwa kelompok kriminal bersenjata masih membaur dengan masyarakat sipil. Sehingga tidak boleh diambil tindakan karena operasi lebih mengutamakan keselamatan warga sipil yang tersandera. Lalu pada Jumat pagi 17 November 2017 sekitar pukul 04.17 WIT disaat masih gelap pasukan melakukan penyerbuan di kedua kampung tersebut.
"Kurang dari 2 jam atau sekitar 78 menit seluruh medan di kamp yang sebelumnya dikuasai kelompok kriminal bersenjata berhasil diduduki Kopassus, Raider dan Tontaipur. Lalu para kelompok separatis tersebut berhamburan melarikan diri ke hutan dan gunung," ungkap Kapendam.
Atas keberhasilan tersebut sejumlah anggota Kopassus beserta prajurit Raider dan Tontaipur Kostrad mendapat kenaikan pangkat luar biasa di Mimika, Papua, Minggu 18 November 2017.
Penganugrahan pangkat ini, langsung diberikan oleh Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo yang memimpin langsung upacara tersebut
Editor : Eka Dian Syahputra