get app
inews
Aa Text
Read Next : 5 Keutamaan Rabiul Awal, Bulan Kelahiran Nabi Muhammad SAW

Seorang Majusi Mendapat Salam dari Rasulullah SAW Berkat Amalan ini, Begini Kisahnya

Sabtu, 06 Agustus 2022 | 06:00 WIB
header img
Kisah Bahrom Al-Majusi yang berakhir indah merupakan salah satu kisah yang sarat dengan hikmah dan pelajaran berharga. (Foto: ilustrasi)

JAKARTA, iNewsBekasi.id - Kisah seorang pria Majusi ini patut kita jaikan pelajaran betapa rahmat dan sayang Allah begitu luas. Laki-laki penyembah api ini dapat salam dari Baginda Nabi dan wafatnya 

Ingin tahu apa sebabnya? simak kisahnya berikut ini. Pria Majusi ini bernama Bahrom Al-Majusi. Dia bisa mendapat salam dari Nabi Muhammad shollallohu 'alaihi wasallam lewat mimpi yang dialami Abdullah bin Mubarok (wafat 181 H), seorang ulama dari kalangan Tabiut Tabiin. Kisah ini diceritakan dalam Kitab Al-Mawa'izh Al-Usfuriyah karya Syaikh Muhammad bin Abu Bakar Ushfury.

Abdullah bin Mubarak menceritakan, ketika melaksanakan ibadah haji beliau berada di Hijr Ismail. Kemudian tertidur dan bermimpi Rasulullah shollallohu 'alaihi wasallam yang berkata kepadanya: "Ketika kamu pulang ke Baghdad, pergilah ke kampung ini. Carilah seseorang yang bernama Bahrom Al-Majusi! Sampaikan salamku kepadanya dan katakan kepadanya kalau Allah meridhoi apa yang ia telah ia lakukan."

"Aku terbangun dan mengucapLaa Haula Wa Laa Quwwat Illa Billaahi al-'Aliyyul 'Azhiim. Mimpi ini berasal dari setan. Kemudian aku berwudhu, sholat, dan thowaf di Ka'bah sebisa mungkin. Di tengah-tengah aktivitas ibadahku, aku merasa kantuk dan tidur. Dalam tidurku, aku bermimpi yang sama seperti sebelumnya sebanyak tiga kali," kata Abdullah bin Mubarak.

Ketika menyelesaikan ibadah hajinya, Abdullah bin Mubarak pulang ke Baghdad dan mencari alamat kampung yang disebutkan oleh Rasulullah dalam mimpinya itu. Qadarullah, beliau mendapati seorang laki-laki tua.

"Apakah kamu adalah Bahrom Al- Majusi?" tanya Ibnul Mubarak. "Ya. Aku adalah Bahrom Al-Majusi," jawabnya.

"Apakah kamu memiliki suatu amal baik di sisi Allah?" tanyaku. "Ya. Aku pernah mengutangi orang-orang 10 Dirham dan menagihnya 11 Dirham. Menurutku ini adalah perbuatan baik," kata Bahrom.

"Itu perbuatan yang haram. Apakah ada perbuatan baik selain itu?" kata Ibnul Mubarak.

"Ya. Ada. Aku memiliki 4 anak perempuan dan 4 anak laki-laki. Kemudian aku menikahkan masing-masing 4 anak perempuanku dengan masing- masing 4 anak laki-lakiku."

"Itu juga perbuatan haram. Apakah ada perbuatan baik selain itu?" "Ya, ada. Aku mengadakan suatu acara walimah bagi orang-orang Majusi ketika aku menikahkah anak-anak perempuanku itu." "Itu juga merupakan perbuatan haram.

"Apakah ada lagi perbuatan baik selain itu?" "Ya. Ada. Aku memiliki seorang anak perempuan lagi sangat cantik. Kemudian aku tidak mendapati laki-laki yang sepadan dengannya. Akhirnya aku menikahinya sendiri dan mengadakan walimah pada malam hari itu, yaitu malam pertamaku dengannya. Orang- orang Majusi yang hadir pada malam itu adalah lebih dari 1000 orang."

Kemudian aku menjimak anak perempuanku untuk yang kedua kalinya. Tiba-tiba aku melihat wanita muslimah itu menyalakan obornya lagi melalui oborku. Kemudian ia pulang dan memadamkan obornya lagi. Kemudian aku menjimak anak perempuanku untuk yang ketiga kalinya. Kemudian wanita muslimah itu menyalakan obornya lagi melalui oborku. Kemudian ia pulang dan ia memadamkan obornya lagi.

Kemudian aku curiga barangkali wanita muslimah ini adalah mata-mata untuk mencuri. Kemudian aku membuntutinya dari belakang. Aku melihat ia masuk ke dalam rumahnya dan menumui anak-anak perempuannya.

Mereka berkata kepadanya: "Ooh ibu! Apakah engkau membawa sesuatu makanan? Kita sudah tidak kuat dan tidak tahan karena lapar."

Kemudian wanita muslimah itu (riwayat lain wanita ini seorang janda miskin) meneteskan air mata dan berkata: "Aku malu kepada Allah kalau aku meminta kepada selain-Nya, apalagi kepada musuh Allah, yaitu orang Majusi".

Setelah aku mendengar perkataannya itu, aku pun pulang ke rumah. Aku mengambil wadah dan mengisinya makanan banyak. Kemudian aku pergi ke rumah wanita muslimah itu."

Abdullah bin Mubarok berkata: "Ini baru perbuatan yang baik. Ada kabar gembira untukmu."

Kemudian Abdullah bin Mubarak menceritakan kepada Bahrom al-Majusi tentang mimpi bertemu Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam dan pesan beliau untuknya.

Mendengar cerita itu, akhirnya Bahrom bersyahadat mengucapkan "Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya".

Abdullah bin Mubarok berpesan: "Wahai para hamba Allah! Bersikap dermawanlah kepada sesama makhluk Allah karena sikap dermawan dapat mengubah para musuh menjadi para kekasih."

Keutamaan Dermawan 

Diriwayatkan dari Aisyah radhiyallahu 'anha bahwa Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Orang yang dermawan adalah orang yang dekat dengan Allah dan dengan surga dan yang jauh dari neraka. Orang yang pelit adalah orang yang jauh dari Allah, dari makhluk dan surga dan yang dekat dengan neraka."

Orang bodoh yang dermawan lebih dicintai Allah daripada orang alim yang pelit. Beliau shollallahu 'alaihi wasallam juga bersabda: "Dermawan merupakan sebuah pohon di surga yang ranting-rantingnya menjulur di dunia. Barangsiapa mengambil satu ranting saja maka ranting itu akan menuntunnya ke surga. Pelit merupakan sebuah pohon di neraka yang ranting-rantingnya menjulur di dunia. Barangsiapa mengambil satu ranting saja maka ranting itu akan menuntunnya ke neraka."

Demikian kisah Bahrom Al-Majusi yang hidupnya berakhir indah. Kedermawanannya menyantuni janda miskin telah menutup perbuatan jahilnya semasa hidupnya. Berkat rahmat Allah, ia mendapat hidayah Islam menjelang akhir hayatnya. Masya Allah Tabarakallah!

Editor : Eka Dian Syahputra

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut