Deretan Daerah yang Punya Suhu Terdingin di Indonesia, Ada Berastagi hingga Baturaden

JAKARTA, iNewsBekasi.id - Terdapat sejumlah daerah terdingin di Tanah Air yang mungkin belum Anda ketahui. Dikenal sebagai wilayah beriklim tropis, Indonesia rupanya mempunyai daerah bersuhu dingin.

Terletak di ekuator, tak dipungkiri kebanyakan wilayah di Indonesia identik dengan udara yang cenderung panas. Namun beberapa daerah yang berada di dataran tinggi tentu memiliki suhu yang jauh lebih rendah. Sehingga, hal itu membuatnya menjadi lebih dingin dariapda daerah lain.

Kondisi lingkungan atau alam yang masih terjaga juga berpengaruh terhadap suhu dingin suatu daerah. Semakin terjaga atau belum dijamah banyak orang, tentu daerah tersebut akan lebih sejuk dan dingin.

Lantas mana saja daerah terdingin di Indonesia? Dilansir dari berbagai sumber, berikut ini adalah daerah yang memiliki suhu terdingin di Indonesia.

Daerah yang Punya Suhu Terdingin di Indonesia

1. Mulia, Papua 

Kota Mulia di Kabupaten Puncak Jayawijaya, Provinsi Papua, memiliki suhu yang terbilang cukup dingin di Indonesia. Bahkan, hawa dingin di wilayah ini dapat mencapai hingga 9 derajat celcius.

2. Waghete, Papua 

Masih di Papua, Kota Waghete yang terletak di Kabupaten Deiya juga menjadi salah satu daerah terdingin di Indonesia. Hal itu karena suhu d9 kota ini pada siang hari biasa dapat mencapai 15 derajat celcius. Di malam hari, suhu di kota Waghete bahkan bisa mencapai 10 derajat celcius. 

3. Mamasa, Sulawesi Barat

Beralih ke Sulawesi Barat, terdapat kota Mamasa yang menjadi salah satu daerah yang memiliki suhu terdingin. Berada di ketinggian 1.900 mdpl, Kota Mamasa tak cuma menyuguhkan pemandangan yang indah. Kota ini menyuguhkan hawa sejuk dengan suhu rata-rata 23 derajat celcius.

4. Berastagi, Sumatera Utara 

Berastagi adalah daerah yang terletak di antara Gunung Sibayak dan Gunung Sinabung, Sumatera Utara. Kota ini masuk wilayah administrasi Kabupaten Karo dan berada di ketinggian 1.300 mdpl. Suhu udara rata-rata di sini sering berada di bawah 20 derajat celcius. 

5. Ruteng, NTT 

Ruteng merupakan kota di Nusa Tenggara Timur (NTT)  yang sering disebut sebagai Praha dari Indonesia. Kota yang memiliki desain bangunan yang modern dan pemandangan yang indah ini terletak di ketinggian 1.200 mdpl. Suhu rata-rata harian di kota ini berkisar sekitar 25 derajat celcius. Namun, suhu terdingin di Ruteng pernah mencapai 10 derajat celcius.

6. Batu, Jawa Timur 

Kota Batu Jawa Timur menjadi tempat yang cukup populer di Indonesia. Berada di ketinggian 700 hingga 1.700 mdpl, Kota Batu memiliki suhu udara harian yang sejuk. Tak heran jika tempat ini menjadi destinasi wisata sejak zaman Hindia Belanda. Suhu rata-rata di  Batu berkisar antara 12 hingga 19 derajat celcius. Oleh orang-orang Belanda jaman dulu, Kota Batu dijuluki sebagai de Kleine Zwitserland atau Swiss Kecil. 

7. Gayo Lues, Aceh 

Kabupaten Gayo Lues terletak di ketinggian 1.000 mdpl. Menjadi wilayah jalur pendakian Gunung Leuser, Gayo tak hanya terkenal dengan kopinya saja. Suhu di daerah ini juga terbilang dingin karena rata-rata di hari normal saja berada di 24 derajat celcius. 

8. Ciwidey, Bandung 

Kawasan Ciwidey terletak di Bandung, Jawa Barat. Wilayah ini berada di ketinggian 1.200 mdpl dan terkenal dengan suhu yang dingin. Ciwidey memiliki tempat wisata Kawah Putihnya. Baik di pagi, siang, maupun malam hari, suhu udara di Ciwidey tetap dingin dan pernah mencapai 13 derajat celcius. 

9. Baturaden, Jawa Tengah

Baturaden merupakan daerah yang terletak di kaki Gunung Slamet dengan ketinggian 980 mdpl. Baturaden menjadi daerah wisata karena pemandangan alam yang indah dan memiliki suhu sejuk. Suhu rata-ratanya berkisar antara 20 - 28 derajat celcius. 

10. Padang Panjang, Sumatera Barat 

Padang Panjang merupakan salah satu kota di Sumatera Barat yang memiliki suhu dingin. Pasalnya, daerah ini dikelilingi oleh wilayah pegunungan seperti Gunung Singgalang, Merapi, dan Tandikat.  Kota ini terletak di ketinggian hingga 950 mdpl. Suhu rata-rata di siang harinya berkisar antara 23-26 derajat celcius.

Editor : Eka Dian Syahputra