BANDUNG BARAT, iNewsBekasi.id - Asep Yana (43), warga Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), beternak kelinci sejak 2007 dan kini membuahkan hasil.
Di mana usaha peternakannya tersebut sudah dapat menghasilkan omzet yang lumayan setiap bulannya. Terlebih, pembeli kelincinya tak hanya dari Jawa Barat saja, melainkan ada juga yang dari luar daerah termasuk dari luar negeri.
"Saya awalnya iseng kecil-kecilan ternak kelinci pada 2007, lama kelamaan jadi ketagihan dan ternyata bisa menghasilkan uang," tuturnya, Selasa (23/8/2022).
Melihat peluang bisnis yang cukup menggiurkan, dia lalu mulai serius untuk membudidayakannya. Modal awal saat itu yang dikeluarkannya hanya Rp100 ribu untuk membeli kelinci lokal sebagai bibit.
Lalu dia mulai membuat area peternakan yang dinamakan Arya Aditya Rabbitry di Jalan Baru Adjak, RT 04/06, Desa Lembang, KBB. Alhasil usahanya terus berkembang dan kelinci yang dibudidayakan terus bertambah banyak.
"Saya terus kembangkan dan hasilnya lumayan, sehingga mencoba inovasi dengan mendatangkan bibit kelinci dari luar negeri, karena banyak konsumen yang nyari," ujarnya.
Dia mendatangkan bibit kelinci dari berbagai negara Eropa dan Amerika untuk dibudidayakan. Seperti New Zealand white, blue, dan red, Californian, Hyla, Hycole, American Rex, Nederland Dwarf, Holland Lop, English Angora, Fuzzy Lop hingga German Giant. Ternyata budidayanya berhasil sehingga mulai 2008 dia mampu merambah pasar internasional dengan mengekspor berbagai jenis kelincinya ke berbagai negara.
Di antaranya ke Polandia, Jerman, Belgia, Prancis, Malayasia, Thailand, Vietnam, Jepang, Singapura, Brunei Darussalam hingga Arab Saudi. Sekarang, dengan modal awal hanya Rp100 ribu, Asep mengaku bisa mendapatkan penghasilan hingga Rp50 juta setiap bulannya. Dia menjual kelincinya dengan harga yang bervariasi dari mulai ratusan ribu, jutaan hingga puluhan juta rupiah.
"Harga kelincinya dari Rp4-5 juta untuk yang usia tiga bulan. Kalau yang dewasa biasanya dijual Rp15 juta sampai Rp20 juta per ekor dengan bobot kelinci 8-9 Kg per ekor," katanya.
Editor : Eka Dian Syahputra