get app
inews
Aa Text
Read Next : Yuk Amalkan Doa Ini agar Jin Tak Bisa Melihat Aurat Kita, Lengkap Latin dan Artinya

Niscaya Dikabulkan, Ini Sepuluh Waktu Mustajab Berdoa

Selasa, 13 September 2022 | 07:00 WIB
header img
Ilustrasi Waktu Mustajab Berdoa. (Foto: Ist)

3. Hari Rabu antara Dzhuhur dan Ashar

Ulama besar Profesor Dr Umar Al-Muqbil hafizhahullah ditanya:

شيخنا الفاضل -حفظه الله تعالى ورعاه- ما مدى صحّة الحديث أدناهُ: من السنن المتروكة في هذه الأيام الدعاء بين الظهر والعصر يوم الأربعاء: عن ‏جابر بن عبد اللَّه رضي الله عنه،‏ ((أن النبي صلى الله عليه وسلم دعا في مسجد الفتح ثلاثاً: يوم الاثنين، ويوم الثلاثاء، ويوم الأربعاء، فاستجيب له يوم الأربعاء بين الصلاتين، فعرف البشر في وجهه)) قال جابر: ((فلم ينزل بي أمر مهم غليظ، إلا توخيت تلك الساعة، فأدعو فيها فأعرف الإجابة))رواه البخاري في(الأدب المفرد) وأحمد، والبزار وغيرهم، وحسنه الألباني في(صحيح الأدب المفرد:1/246) ح(704). والله يحفظكم ويرعاكم.

"Guru kami yang mulia –semoga Allah senantiasa menjaganya. Ada sunnah yang ditinggalkan di zaman ini yaitu doa pada hari Rabu antara Dzuhur dan 'Ashar. Dari Jabir bin ‘Abdillah, ia berkata, 'Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam berdoa di Masjid Al-Fath tiga kali, yaitu hari Senin, Selasa, dan Rabu. Dikabulkan doa yang beliau panjatkan di hari Rabu antara dua sholat (Dzhuhur dan 'Ashar, seperti dalam riwayat Ahmad dan Ibnu Sa'ad dari Jabir). Tampak kegembiraan di wajah beliau ketika itu.'

Jabir berkata, 'Tidaklah aku mendapatkan perkara berat melainkan aku memanjatkan doa pada waktu tersebut. Ternyata saat aku berdoa ketika itu, doa tersebut diijabahi (dikabulkan).' Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari dalam Al-Adab Al-Mufrad, juga oleh Imam Ahmad, oleh Al-Bazzar dan selainnya. Syekh Al-Albani menghasankan hadis ini dalam Shahih Al-Adab Al-Mufrad, 1: 246, nomor 704. Wallahu yahfazhkum wa yar'aakum –semoga Allah menjaga dan memperhatikan engkau.

Dijawab oleh Syekh 'Umar Al-Muqbil:

هذا الحديث أخرجه الإمام أحمد في مسنده، والبخاري في الأدب المفرد من طريق كثير بن زيد، عن عبد الله بن عبد الرحمن بن كعب بن مالك، عن جابر بن عبد الله، وقد اختلف على كثير في تسمية شيخه: هل هو عبد الله بن عبد الرحمن بن كعب أم عبد الرحمن بن كعب؟

والظاهر أن هذا الاختلاف من قبل كثير؛ فقد قال عنه ابن حبان في (المجروحين:2/222): “كان كثير الخطأ على قلة روايته، لا يعجبنى الاحتجاج به إذا انفرد”.

ولم أقف لهذا الراوي على متابع؛ فمثله لا يحتج به إذا انفرد، كيف وقد ظهر من روايته أنه لم يضبط إسناده!!

فالأرجح عندي أن هذا الحديث لا يصح عن النبي – صلى الله عليه وسلم -.

Hadis ini dikeluarkan oleh Imam Ahmad dalam musnadnya, Al-Bukhari dalam Al-Adab Al-Mufrad dari jalur Katsir bin Zaid, dari 'Abdullah bin 'Abdurrahman bin Ka'ab bin Malik, dari Jabir bin 'Abdillah. Mengenai nama guru dari Katsir, ada beda pendapat, apakah gurunya bernama 'Abdullah bin 'Abdurrahman bin Ka'ab atau 'Abdurrahman bin Ka'ab.

Yang tepat, perselisihan terletak pada perawi sebelum Katsir. Ibnu Majah dalam Al-Majruhin (2: 222) menyatakan bahwa Katsir itu kebanyakan kelirunya karena sedikit riwayatnya. Aku tidak suka berhujjah dengannya ketika ia bersendirian.

Aku sendiri (Syekh Umar Al-Muqbil) belum mendapatkan penguat (mutabi’) untuk perawi ini. Semisal dia, tidaklah bisa dijadikan hujjah jika bersendirian. Dari periwayatannya, tampak tidak kuat sanadnya.

Menurut aku (Syekh Umar Al-Muqbil), hadis ini adalah hadits yang tidak shahih dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Tampak ada perbedaan pendapat di antara para ulama tentang keshahihan hadis doa yang terkabul di hari Rabu (antara Dzhuhur dan 'Ashar). Syekh Al-Albani menganggap hadis tentang hal itu hasan. Ulama lainnya seperti Syekh Umar Al-Muqbil menganggap hadisnya tidak shahih.

Silakan memilih mana pendapat yang lebih tenteram. Sebatas ilmu kami, hadis tersebut dha'if sehingga tidak menunjukkan keutamaan berdoa di hari Rabu antara Dzhuhur dan 'Ashar. Wallahu a'lam.

4. Lailatul Qadar

Ada doa yang pernah diajarkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam jikalau bertemu dengan malam lailatul qadar yaitu doa: Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu’anni (Ya Allah, Engkau Maha Memberikan Maaf dan Engkau suka memberikan maaf —menghapus kesalahan– karenanya maafkanlah aku —hapuslah dosa-dosaku).

عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَرَأَيْتَ إِنْ عَلِمْتُ أَىُّ لَيْلَةٍ لَيْلَةُ الْقَدْرِ مَا أَقُولُ فِيهَا قَالَ قُولِى اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّى

Dari ‘Aisyah –radhiyallahu ‘anha, ia berkata, "Aku pernah bertanya pada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, yaitu jika saja ada suatu hari yang aku tahu bahwa malam tersebut adalah lailatul qadar, lantas apa doa yang mesti kuucapkan?" Jawab Rasul Shallallahu ‘alaihi wa sallam, "Berdoalah: Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu’anni (Ya Allah, Engkau Maha Memberikan Maaf dan Engkau suka memberikan maaf —menghapus kesalahan– karenanya maafkanlah aku —hapuslah dosa-dosaku)."

(HR Tirmidzi nomor 3513 dan Ibnu Majah: 3850. Abu 'Isa At-Tirmidzi mengatakan hadis ini hasan shahih. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan hadis ini shahih). Hadis ini dibawakan oleh Imam Tirmidzi dalam bab 'Keutamaan Meminta Maaf dan Ampunan pada Allah'. Hadis ini disebutkan pula oleh Ibnu Hajar dalam Bulughul Marom pada hadis nomor 706)

Hadits 'Aisyah tersebut juga menunjukkan bahwa doa di malam lailatul qadar adalah doa yang mustajab, sehingga dia bertanya kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam mengenai doa apa yang mesti dipanjatkan pada malam tersebut. 

Editor : Eka Dian Syahputra

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut