get app
inews
Aa Text
Read Next : Ini Dia Daftar Kenaikan Harga Pangan di Bekasi, Harga Cabai Meroket

Harga Minyak Dunia Turun Lagi, WTI Dibanderol USD89 per Barel

Rabu, 12 Oktober 2022 | 08:48 WIB
header img
Harga Minyak Dunia Turun Lagi, WTI Dibanderol USD89 per Barel hari Selasa, pada Rabu (12/10/2022). (Foto: Reuters)

JAKARTA, iNewsBekasi.id - Harga minyak dunia anjlok sekitar 2 persen pada akhir perdagangan selasa, pada Rabu (12/8/2022) pagi. karena kekhawatiran permintaan naik setelah Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional (IMF) memperingatkan perlambatan pertumbuhan global.

Diketahui bersama minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November merosot USD1,78 atau 2 persen menjadi menetap di USD89,35 per barel di New York Mercantile Exchange.

Tak hanya itu, minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Desember kehilangan USD1,9 atau 2 persen, menjadi ditutup di USD94,29 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange, dilansir dari Antara, pada Rabu (12/11/2022).

Presiden Bank Dunia, David Malpass dan Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva memperingatkan pada 10 Oktober 2022, tentang meningkatnya risiko resesi global dan mengatakan inflasi tetap menjadi masalah yang berkelanjutan.

IMF pada Selasa (11/10/2022) memproyeksikan ekonomi global tumbuh sebesar 3,2 persen tahun ini dan 2,7 persen pada 2023, dengan revisi turun 0,2 persen poin untuk 2023 dari perkiraan Juli, menurut laporan World Economic Outlook terbaru.

Ekonomi global sedang mengalami "sejumlah tantangan yang bergejolak," karena inflasi yang lebih tinggi dari yang terlihat dalam beberapa dekade, kondisi keuangan yang semakin ketat di sebagian besar wilayah, konflik Rusia-Ukraina, dan pandemi COVID-19 yang berkepanjangan, semuanya sangat mempengaruhi membebani prospek, kata laporan.

"Ada pesimisme yang tumbuh di pasar sekarang," kata Craig Erlam dari broker OANDA seperti dikutip oleh Reuters.

Minyak melonjak awal tahun ini, membawa Brent mendekati rekor tertinggi 147 dolar AS per barel karena invasi Rusia ke Ukraina menambah kekhawatiran pasokan, tetapi harga telah turun karena kekhawatiran ekonomi.

Kekhawatiran adanya pukulan lebih lanjut terhadap permintaan di China juga menekan harga minyak. Pihak berwenang telah meningkatkan pengujian virus corona di Shanghai dan kota-kota besar lainnya ketika infeksi COVID-19 meningkat lagi.

Minyak juga berada di bawah tekanan dari dolar yang kuat, yang mencapai tertinggi multi-tahun di tengah kekhawatiran tentang kenaikan suku bunga dan eskalasi perang Ukraina.

Namun, kerugian dibatasi oleh pasar yang ketat dan keputusan minggu lalu oleh Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya termasuk Rusia, bersama-sama dikenal sebagai OPEC+, untuk menurunkan target produksi mereka sebesar 2 juta barel per hari.

Editor : Fatiha Eros Perdana

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut