5. Dulunya Tempat Lokalisasi
Lokasi berdirinya Masjid Jakarta Islamic Center ini rupanya dulunya adalah tempat lokalisasi tempat para wanita menjajakan diri. Nama tempat lokalisasi itu adalah Panti Sosial Karya Wanita (PKSW) Teratai Harapan Kramat Tunggak.
Nama lokalisasi Kramat Tunggak ini pun sempat terkenal di Asia Tenggara.
Di tahun 1970-an, terdapat sekitar 300 pekerja seks komersil (PSK) dengan 76 muncikari. Jumlah tersebut bahkan meningkat hingga 1.615 orang di tahun 1999 dengan 258 muncikari. Tercatat ada 277 bangunan dengan 3.546 kamar.
Perkembangan lokalisasi di wilayah itu makin merasahkan warga. Mereka pun mendesak agar lokalisasi Kramat Tunggak ditutup.
Hingga kemudian, Gubernur Sutiyoso berniat mengubah tempat lokalisasi itu dan membangun sebuah Islamic Center.
Kramat Tunggak secara resmi ditutup Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada 31 Desember 1999. Sebelum penggusuran dilakukan, para muncikari ditawari uang ganti rugi, sedangkan ribuan PSK diberi pendampingan selama lima tahun.
Di tahun 2001 Sutiyoso pun membentuk Forum Curah Gagasan. Dukungan terhadap Sutiyoso semakin menguat hingga rencana membangun masjid itu diutarakan ke Prof Azzumardi Azra yang saat itu menjabat Rektor UIN Syarif Hidayatullah. Master plan pembangunan JIC pun dibuat tahun 2002. Bahkan di tahun yang sama, dilakukan Studi Komparasi ke Islamic Centre di Mesir, Iran, Inggris dan Perancis untuk pembangunan JIC tersebut.
Masjid Jakarta Islamic Center pun selesai dibangun dan diresmikan oleh Sutiyoso pada 4 Maret 2003. (*)
Editor : Hikmatul Uyun