SUKU Mardudjara Aborigin merupakan penduduk asli Australia. Suku ini punya cara sunat yang sangat mengerikan.
Ritual memotong ujung penis bagi anak laki-laki sebagai simbol kedewasaan. Namun, sunat ala Suku Mardudjara dilakukan tanpa bius dan sangat menyiksa.
Seperti diketahui, khitan atau sunat merupakan proses pelepasan atau pemotongan kulup atau kulit yang menyelubungi ujung penis. Sunat utamanya dilakukan saat usia anak-anak agar lebih mudah dilakukan.
Selain diwajibkan menurut syariat agama Islam, sunat rupanya memiliki segudang manfaat menurut kacamata medis. Di antaranya yakni mengurangi risiko infeksi penyakit seksual menular seperti human papilloma virus (HPV) dan penyakit seksual menular seperti herpes atau sifilis.
Bicara mengenai tradisi sunat ala Suku Mardudjara Aborigin, mereka memiliki salah satu transformasi masa kanak-kanak yang paling membuat terkejut.
Hal ini dapat dilihat dari seorang anak laki-laki yang berusia 10 atau 12 tahun, di mana gigi depan mereka akan dicabut, sedangkan septumnya akan ditusuk. Anak laki-laki itu akan dianggap telah mati secara simbolis pada saat ini. Setelah itu, dia dibawa ke hutan belantara oleh pria lain, disunat, dan kemudian diharapkan untuk menelan kulupnya tanpa mengunyah.
Setelah sembuh, penisnya akan dipotong memanjang di bagian bawah, terkadang sampai ke skrotum. Darah kemudian diteteskan di atas api dengan tujuan untuk memurnikannya. Sejak saat itu, dia akan buang air kecil dari bagian bawah penisnya, bukan dari uretra.
Kemudian semua laki-laki Suku Mardudjara Aborigin pergi berburu, kembali ke perkemahan dengan makanan dan berlumuran darah. Ya, anak laki-laki yang telah disunat tersebut mereka anggap telah terlahir kembali sebagai lelaki yang benar-benar telah dewasa.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta