Di tempat yang dirasa aman, Sutiyoso memerintahkan pasukannya untuk istirahat tapi Sutiyoso terus menahan kantuk dan rasa letih, lapar dan hausnya. Sutiyoso tidak mau semua terlelap harus ada yang berjaga dan waspada. Di tengah keletihan, rasa lapar dan haus yang luar biasa itu, Sutiyoso tidak mau mengendorkan kewaspadaan.
Dalam upaya melepaskan diri dari kejaran Fretilin, Sutiyoso juga melarang anggotanya untuk melepaskan tembakan kecuali sangat diperlukan untuk mempertahankan diri karena peluru mereka masing-masing tinggal 20 butir dari semula 250 butir.
Setelah beristirahat sejenak, Sutiyoso bersama pasukannya kembali bergerak menyusuri jalur pantai mengingat beberapa jalur telah di sekat oleh Fretilin. Satu persatu pasukannya bergerak pada malam hari. Hingga akhirnya mereka selamat sampai di perbatasan dan masuk wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT). Semua anggota pasukan selamat meski kondisinya terlihat amat kurus tak terkecuali Sutiyoso karena selama lima hari tidak makan.
Editor : Aditya Nur Kahfi