Di tengah gempuran pasukan musuh, Sutiyoso bersama tim nya terus melakukan perlawanan sambil bergerak menuju tempat yang aman. Bahkan, anggota yang dipapah Sutiyoso meminta suapaya dia ditinggal dan dibekali granat. Jika sewaktu-waktu tertangkap, mereka akan meledakkan diri dengan granat tersebut. “Tidak! Kamu bisa saya selamatkan. Kuatkan saja dirimu!”
Mereka terus bergerak. Hari sudah siang. Sutiyoso bersama tim nya belum makan. Rasa lapar dan haus mulai menyerang. Hingga di suatu tempat yang cukup aman, Sutiyoso kemudian membuka radio dan meminta dikirim bantuan helikopter. Namun karena terbang terlalu tinggi sehingga isyarat kepulan asap yang dibuat Sutiyoso tidak terlihat.
Namun Sutiyoso tidak mau menyerah, Kolonel Dading kembali dihubungi untuk mengirim helikopter lagi. Namun lagi-lagi helikopter tidak dapat melihat lma titik kepul asap yang dibuat pasukan Sutiyoso. Akhirnya, Sutiyoso menembakkan pistol dengan tembakan isyarat warna hijau.
Meski upaya tersebut berhasil. Namun hal itu jugau membuat pasukan Fretilin mengetahui keberadaan pasukan Sutiyoso. Di tengah serangan pasukan Fretilin, Sutiyoso meletakkan senjata dan ransel untuk membopong anggotanya yang terluka naik ke helikopter. Setelah berjuang keras, keempat anggota yang tertembak berhasil dievakuasi menggunakan helikopter.
Sutiyoso kembali bergerak mencari jalan menuju perbatasan. Namun karena Fretilin sudah menyebar dimana-mana sehingga perjalanan yang semula direncanakan selama 10 hari harus ditempuh dalam waktu 15 hari. Sehingga selama 5 hari mereka sudah kehabisan logistik. Makanan tidak ada, begitu juga air minum. Keletihan yang amat sangat ditambah rasa lapar dan haus mereka harus terus bergerak menghindari kejaran musuh.
Editor : Aditya Nur Kahfi