JAKARTA, iNewsBekasi.id - Abu Nawas adalah tokoh sufi yang terkanal cerdik saat mengahdapi berbagai masalah. Dia juga seorang pujangga arab yang begitu jenaka. Namanya kerap disebut di seluruh dunia lantaran kisah-kisahnya yang mengundang gelak tawa.
Suatu hari dikasihkan Abu Nawas memiliki tetangga seorang atheis. Di mana atheis merupakan keyakinan yang tak memercayai adanya Tuhan. Walau begitu, Abu Nawas tetap menghomati sang tetangga.
Jika mendapat rezeki berlebih, Abu Nawas selalu membagikannya kepada para tetangga, termasuk tetangganya yang atheis.
Begitupun sebaliknya. Tetangga atheis tersebut selalu berbagi kepada Abu Nawas jika mendapat rezeki yang banyak. Keduanya hidup rukun dan saling menghormati, meskipun keyakinan mereka tentang Tuhan sangat bertolak belakang.
Namun ada satu hal yang membuat tetangga atheis ini kesal dengan perilaku Abu Nawas. Pasalnya, setiap orang atheis itu berangkat kerja, Abu Nawas selalu berkata "Alhamdulillah" ketika lewat depan rumahnya.
Sebenarnya ucapan tersebut bukan untuk mengolok-olok tetangganya yang atheis. Hal itu karena Abu Nawas selalu mengatakan "Alhamdulillah" kepada siapa saja yang lewat di depan rumahnya, dan sudah menjadi kebiasaaannya. Lama-kelamaan tetangga atheis ini merasa risih dan terganggu dengan ucapan tersebut.
Suatu pagi saat hendak berangkat kerja, ia mendapati Abu Nawas sudah duduk di depan rumah. Saat dirinya melintas tepat di depan Abu Nawas sambil tersenyum terdengar ucapan "Alhamdulillah", marahlah tetangga atheis itu.
"Tidak ada Tuhan," teriaknya dengan mata melotot, seperti dikutip dari kanal YouTube Humor Sufi Offcial.
Abu Nawas sontak terkejut melihat tetangganya tiba-tiba marah. "Hai kawan, kenapa kau begitu emosi? Apa salahku?" tanya Abu Nawas heran.
"Aku tidak suka dengan ucapanmu. Jangan ucapkan kata-kata itu di depanku," bentak tetangga atheis itu.
"Baiklah kawan, aku tidak akan mengulanginya," ucap Abu Nawas.
Akibat kejadian itu, hubungan akrab mereka menjadi renggang. Sebenarnya Abu Nawas sudah berusaha untuk tetap menjalin silaturahmi, namun sepertinya tetangga atheis tersebut justru menjauhinya.
Hingga suatu malam Abu Nawas merasa lapar. Sedangkan dirinya tidak punya uang sepeser pun untuk membeli makanan.
Selepas Shilat Isya, Abu Nawas berdoa. "Ya Allah, hamba sedang mengalami masa sulit. Hamba tidak punya uang, juga tidak punya pekerjaan. Berilah hamba rezeki ya Allah. Malam ini hamba sangat lapar. Hamba membutuhkan makanan," ucap Abu Nawas dalam doanya.
Rupanya doa Abu Nawas ini didengar oleh tetangganya yang atheis. Maka muncullah ide usil di benaknya.
"Aku akan mengerjai Abu Nawas sekaligus membuktikan bahwa Tuhannya tidak bisa memberinya makanan," pikir tetangga atheis tersebut.
Kemudian tetangga itu pergi ke warung untuk membeli beberapa potong roti, lalu dimasukkan ke dalam kantong besar. Ia juga menyelipkan kertas yang di dalamnya terdapat tulisan.
"Ini bukan dari Tuhanmu. Ini dari tetanggamu yang atheis," tulisnya.
Sepulang dari warung, ia meletakkan kantong besar tersebut tepat di depan pintu rumah Abu Nawas. Tetangga atheis itu lalu mengetuk pintu dan langsung bersembunyi di balik semak-semak. Ia penasaran ingin tahu apa reaksi Abu Nawas ketika menerima hadiah darinya.
Sementara Abu Nawas yang sedang khusyuk berdoa segera menghentikan doanya karena mendengar pintu rumahnya diketuk. Ketika membuka pintu, ia terkejut melihat ada kantong besar di depan rumahnya. Dikarenakan penasaran, Abu Nawas segera membuka kantong tersebut dan ternyata isinya beberapa roti lezat.
Abu Nawas langsung bersujud sebagai tanda rasa syukur kepada Allah Subhnanahu wa ta'ala. "Alhamdulillah ya Allah," ucap Abu Nawas setengah teriak.
Namun tiba-tiba dia dikagetkan adanya secarik kertas yang berada di antara tumpukan roti. "Ini bukan dari Tuhanmu, ini dari tetanggamu yang atheis."
Sejenak Abu Nawas terdiam. "Dia pasti sedang mengawasiku dari suatu tempat. Dia mencoba menggoda keyakinanku," pikir Abu Nawas.
"Terima kasih ya Allah, Engkau telah mengirimiku makanan melalui setan, dan setan itu pula yang membayar semua makanan ini."
Tetangga atheis tersebut tentu saja menjadi kecewa. Ia tidak menyangka disebut setan oleh Abu Nawas.
"Dasar kurang ajar, bukannya berterima kasih kepadaku, justru berterima kasih kepada Tuhannya. Malah aku disebut setan," gerutunya dalam hati.
Wallahu a'lam bisshawab.
Artikel ini telah terbit di Okezone dengan judul "Dikerjai Tetangga, Abu Nawas Malah Dapat Makanan Gratis, Cerdik Banget!".
Editor : Eka Dian Syahputra