PARIS, iNewsBekasi.id - Semut ternyata mampu mendeteksi kanker dari urine. Hal itu pun terkuak usai dilakukan penelitian oleh ilmuwan dari Sorbonne Paris North University di Prancis. Wlau kemampuan semut mendeteksi kanker masih belum bisa dipakai untuk mendiagnosa ke manusia.
Hasil penelitian ini diterbitkan pada 25 Januari 2023 dalam jurnal Proceedings of the Royal Society B: Biological Sciences. Di sini, para ilmuwan melatih hampir tiga lusin semut sutra (Formica fusca) untuk memakai reseptor penciuman akut ini untuk tugas yang berbeda, yakni menemukan kanker.
Dikutip dari SINDOnews, Lantaran semut tak mempunyai hidung, dia pun menggunakan reseptor penciuman pada antenna guna mengendus kanker. Reseptor penciuman pada antenna semut untuk membantu menemukan makanan hingga mengendus calon pasangan.
Berdasarkan laporan The Washington Post, di laboratorium, para ilmuwan mencangkokkan irisan tumor kanker payudara dari sampel manusia ke tikus dan mengajari 35 semut untuk "mengasosiasikan urine dari hewan pengerat yang mengandung tumor dengan gula.” Setelah ditempatkan di cawan petri, semut menghabiskan 20% lebih banyak waktu di samping sampel urine yang mengandung tumor kanker dibandingkan urine yang sehat.
“Mereka hanya ingin makan gula," ujar Baptiste Piqueret, peneliti dan etologis di Sorbonne Paris North University di Prancis, kepada The Washington Post, Kamis (26/1/2023).
Karena sel tumor mengandung senyawa organik yang mudah menguap sehingga bisa digunakan peneliti sebagai biomarker kanker. Lalu, hewan seperti anjing, dan sekarang semut, dapat dengan cepat dilatih untuk mendeteksi anomali ini lewat indra penciuman.
Kendati demikian para peneliti berpikir semut mungkin lebih unggul dari anjing dan hewan lain yang menghabiskan waktu untuk dilatih. Hal ini penting karena semakin dini kanker terdeteksi, semakin cepat pengobatan bisa dimulai.
Para peneliti berharap bahwa semut pengendus kanker memiliki potensi untuk bertindak sebagai bio-detektor kanker yang efisien dan murah. “Hasilnya sangat menjanjikan,” kata Piqueret.
Editor : Eka Dian Syahputra