JAKARTA, iNewsBekasi.id - Setiap negara punya nama resmi, yaitu dengan tujuan identitas diri yang melekat. Kendati demikian, terdapat beberapa di antaranya ayng pernah berganti nama, di mana ini berkaitan dengan sejarah berdirinya negara tersebut.
Terdapat banyak catatan sejarah yang mengatakan, mulai dari negara,provinsi hingga kota di seluruh dunia berubah nama lantaran berbagai alasan sehingga pemerintah setempat perlu mengubahnya.
Lantas, negara mana saja yang pernah ganti nama? Berikut ulasannya, seperti dilansir dari Okezone.
Daftar Negara yang Pernah Ganti Nama
1. Iran
Di urutan pertama ada Iran. Di mana negara ini sebelum ganti nama, dulunya dikenal dengan Persia. Lalu pada 1935, pemerintah menyebut wilayahnya sebagai Iran, tak lagi Persia.
Pergantian nama tersebut pun atas sarn diajukan dari duta besar Iran untuk Jerman, di mana saat itu masih berada di bawah pengaruh Nazi. Kala itu, Jerman ada dalam cengkeraman demam rasial serta membina hubungan baik dengan bangsa-bangsa berdarah 'Arya'.
2. Thailand
Berikutnya ialah Thailand, sebelumnya bernama Siam. Perubahan nama itu berganti pada 1939 atas perintah raja jadi Prathet Thai, maknanya yakni negara orang-orang merdeka.
Saat itu Raja Thailand mengganti nama negaranya untuk menghargai pemukim yang mencari kebebasan dari China.
3. Belanda
Kemudian ada Belanda, rupanya negara Seribu Kerincir angin ini sebelumnya bernama Holland. Pada Januari 2022, pemerintahannya resmi berubah nama jadi Netherlands.
Pergantian nama itu dilakukan dengan tujuan promosi dan menghadirkan sebagai negara terbuka, inventif dan inklusif. Belanda pun menjadi salah satu negeri yang kerap diminati wisatawan dari mancanegara, sebab keindahan suasananya.
4. Turki
Negara yang punya sejumlah bangunan bersejarah ini rupanya sempat berganti nama. Mulanya negara ini dikenal sebagai Turki, tetapi Presiden Recep Tayyip Erdogan belum lama ini mengumumkan pergantian nama negara yang diakui secara internasional jadi Turkiye.
Ini dilakukan usai Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyetujui pergantian tersebut pada Rabu 1 Juni 2022 silam, yang didasari permintaan dari pemrintah Turki.
"Proses yang kami mulai di bawah kepemimpinan Presiden kami Recep Tayyip Erdogan untuk meningkatkan nilai merek negara kami harus diselesaikan," cuit Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu pada Selasa 31 Mei 2022.
Editor : Eka Dian Syahputra