JAKARTA, iNewsBekasi.id - Dikisahkan dalam Kitab Mukasyafatul Qulub Al-Muqarribu ila Hadhrati 'Allamil Ghuyub fi Ilmit Tashawwuf karya Imam Al-Ghazali, seorang saleh pernah berhenti mengamalkan sholawat kepada Nabi.
Dilansir dari SINDOnews, orang saleh tersebut selalu melazimkan sholawat Nabi setiap harinya. Berkat sholawat yang dibacanya, dia sering bertemu Rasulullah SAW di mimpinya. Dia diperlakukan dengan hangat oleh Rasulullah SAW ketika setiap kali bertemu.
Kendati demikian, tiba-tiba suasana perjumpaannya pada malam kali ini berbeda. Ketika tertidur, dia bermimpi menengok Rasulullah SAW tidak seperti biasanya. Baginda Rasulullah bersikap dingin. Rasulullah SAW tidak menoleh kepadanya dan tidak menyapanya.
"Wahai Rasulullah, apakah yang mulia sedang murka terhadapku?" ia bertanya dengan masygul.
"Tidak," jawab Rasulullah SAW.
"Lalu mengapa yang mulia tidak sudi memandangku?"
"Karena aku tidak mengenalimu," kata Rasulullah SAW.
"Bagaimana bisa yang mulia tidak mengenaliku? Padahal, aku adalah salah seorang dari umat Anda yang mulia. Sementara, ulama yang menjadi ahli waris yang mulia meriwayatkan bahwa yang mulia lebih mengenal umat yang mulia sendiri dibanding pengenalan ibu terhadap anaknya."
"Mereka itu benar. Hanya saja kau tidak mengingatku melalui shalawat. Sementara daya pengenalanku terhadap umatku bergantung pada kekuatan mereka membaca sholawat," kata Rasulullah.
Dia pun terbangun. Hatinya begitu sedih. Namun dia menyadari sudah sekian bulan dia tidak membaca sholawat. Dia lalu bertekad dalam hatinya untuk membaca shalawat Nabi sebanyak 100 kali setiap hari. Dia pun lalu membuktikan tekadnya dengan baik.
Editor : Eka Dian Syahputra