JAKARTA, iNewsBekasi.id- Kebijakan penurunan suku bunga oleh Bank Indonesia dinilai sebagai langkah positif untuk meningkatkan daya beli masyarakat. Hal ini disampaikan Ekonom PT Bank Danamon Indonesia Tbk, Hosianna Evalita Situmorang.
"Penurunan suku bunga ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan kredit, yang pada gilirannya akan mendukung konsumsi dan investasi," ungkap Hosianna dalam siaran tertulis Rabu (20/11/2024).
Menurut dia, saat ini daya beli masyarakat sedang menghadapi berbagai tantangan, dengan penurunan signifikan yang dialami terutama di kalangan kelas menengah.
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukan kelas menengah rentan secara finansial, dengan persentase yang menurun dari 21,45% pada 2019 menjadi hanya 17,13% pada 2024.
Sejalan dengan perkembangan tersebut, terdapat tren penurunan rata-rata saldo tabungan dalam beberapa tahun terakhir, dari rata-rata tabungan sebesar Rp3 juta sebelum pandemi pada 2019 menjadi hanya Rp1,8 juta per April 2024.
Sementara itu, Survei BI tahun 2019 dan 2024, menunjukkan perbandingan proporsi pengeluaran terhadap pendapatan mengalami peningkatan dari 68% menjadi 74%.
Lalu proporsi simpanan terhadap pendapatan mengalami penurunan dari 20% menjadi 17%, dan proporsi pembayaran cicilan terhadap pendapatan mengalami penurunan dari 12% menjadi 9%.
Fenomena ini dikenal dengan istilah Makan Tabungan (Mantab), yaitu kondisi di mana masyarakat semakin mengandalkan tabungan untuk menutupi kebutuhan sehari-hari.
Fenomena yang banyak dipicu oleh deflasi belakangan ini menjadi bukti nyata dari tekanan ekonomi yang dirasakan berbagai lapisan masyarakat.
Ini bisa berimplikasi pada penurunan minat masyarakat dalam pembelian besar seperti rumah dan kendaraan.
Guna mengatasi situasi tersebut, pemerintah mencanangkan berbagai langkah yang diharapkan dapat mendorong pertumbuhan kredit dan mempermudah masyarakat dalam mengakses pembiayaan, khususnya di sektor properti dan otomotif yang sangat dibutuhkan untuk mendorong pemulihan ekonomi.
Bank Indonesia (BI) juga berperan aktif dalam menjaga stabilitas ekonomi melalui kebijakan penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin pada September 2024, serta memperpanjang kebijakan pelonggaran Loan-to-Value (LTV) dan Financing-to-Value (FTV) hingga akhir 2025.
Dia menuturkan, kebijakan-kebijakan ini sejalan dengan target pertumbuhan ekonomi yang optimistis, yakni hingga 8% pada 2029, dengan fokus pada kebijakan yang mendukung investasi, penciptaan lapangan kerja, serta berbagai kebijakan untuk mempermudah masyarakat dalam memiliki rumah dan kendaraan.
Momen penurunan suku bunga oleh Bank Indonesia ini sangat tepat untuk dimanfaatkan, terutama untuk konsumsi yang produktif, seperti pembelian kendaraan atau pengambilan cicilan rumah.
Insentif yang ditawarkan pemerintah juga sangat relevan, tidak hanya untuk mendukung daya beli masyarakat, tetapi juga untuk mendorong sektor-sektor padat karya, yang diharapkan dapat menyerap lebih banyak tenaga kerja.
"Sehingga pada gilirannya, semakin meningkatkan daya beli masyarakat secara luas," ujarnya.
Consumer Lending Business Head, PT Bank Danamon Indonesia Tbk Enriko Sutarto menuturkan, berbagai perkembangan tersebut menumbuhkan harapan baru di tengah masyarakat, sehingga sentimen pasar secara keseluruhan menjadi cukup positif.
Danamon menyambut baik dan sepenuhnya mendukung inisiatif dari pemerintah agar semakin banyak masyarakat Indonesia bisa memiliki hunian yang layak dengan harga yang terjangkau.
"Kami optimistis dapat membantu masyarakat memaksimalkan kesempatan untuk memiliki rumah impian dengan solusi keuangan holistik dari Danamon yang dapat disesuaikan bagi setiap nasabah,” tuturnya.
Oleh karena itu, lanjut Enriko, pihaknya kembali menawarkan berbagai program finansial. Danamon meluncurkan episode terbaru dari Danamon Financial Friday (DFF).
Ini bertujuan untuk membantu masyarakat Indonesia, khususnya generasi muda, dalam meraih impian memiliki rumah dan kendaraan di tengah dinamika ekonomi yang dinamis.
Dalam episode ketujuh ini, pihaknya menawarkan panduan praktis dan solusi finansial bagi masyarakat. "Merespons tantangan ekonomi saat ini serta memanfaatkan berbagai peluang di bawah kebijakan ekonomi pemerintahan yang baru," ungkapnya.
Selain itu, pihaknya juga menawarkan program KPR Take Over yang memungkinkan nasabah memindahkan KPR dari bank lain ke Danamon dengan bunga kompetitif, tetap hingga lima tahun.
Enriko menegaskan, fleksibilitas ini sangat penting bagi nasabah. “Dengan KPR Take Over, nasabah mendapatkan kemudahan dalam mengatur cash flow mereka dengan tenor yang lebih panjang, cicilan yang lebih ringan, atau opsi top up untuk kebutuhan tambahan,” jelasnya.
Danamon juga menghadirkan KPM Prima yang didukung oleh Adira Finance untuk pembiayaan kendaraan.
Ivan Jaya, Consumer Funding and Wealth Business Head PT Bank Danamon Indonesia Tbk menambahkan, KPM Prima membantu masyarakat memiliki kendaraan dengan cicilan yang terjangkau.
"Sehingga mereka bisa mewujudkan kebutuhan transportasi dengan biaya yang lebih terstruktur. Dengan kolaborasi ini, Danamon memastikan bahwa masyarakat bisa mendapatkan dukungan finansial sesuai kebutuhan," ucapnya.
Editor : Wahab Firmansyah