Viral Pohon Kelapa Bercabang Tujuh di Citereup Bogor, Buahnya Dipercaya untuk Pengobatan

BOGOR, iNews.id - Sebuah pohon kelapa berusia puluhan tahun bercabang tujuh viral di media sosial. Pohon seluas 800 meter tersebut punya seorang pengusaha asal Jakarta, di Kampung Sangkali RT 03/03. Desa Sukahati, Kecamatan Citereup, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Pengurus Kebun, Ajid (56) mengatakan pohon kelapa ini sudah ada sejak puluhan tahun silam.

Baca Juga

Viral! Diajarkan Sedekah Sejak Dini, SDN Bahagia 05 Berbagi lewat Program 1 Murid 1 Gelas Beras

"Dari saya kecil, dari zaman orang tua saya pohon ini sudah ada, sampai saya yang merawat kebunnya," ucapnya.

Dia melanuutkan, awalnya pohon kelapa ini tumbuh layaknya seperti pohon kelapa pada normalnya. Pada tahun 1990, terjadi fenomena aneh. Konon, katanya, ada kumbang besar yang menyarang pada batang pohon kelapa ini. Lalu, pernah tersambar petir Hingga kemudian tumbuh kembali dan bercabang tujuh.

"Pernah ada yang datang buat ngobatin penyakit dalam, pas minum air kelapa ini beberapa hari kemudian langsung sembuh, makanya pohon kelapa ini kita sebut sebagai pakunya Desa Sukahati," paparnya.

Baca Juga

Viral Mobil Esemka Rusak, Pemilik Ngeluh Susah Cari Spare Part kini Jadi Rongsokan

Sementara itu Pengurus Kebun yang juga warga Kampung Sangkali RT 3/3, Andri (32) atau yang akrab disapa Ateng mengatakan bahwa buah kelapa dari pohon tersebut memiliki banyak khasiatnya.

"Kita ga berani kalo metik langsung buahnya, jadi nunggu buah kelapa yang tua jatoh sendiri, terus buahnya kita olah jadi minyak," ucapnya.

Minyak kelapa yang sudah diolah tersebut dimanfaatkan oleh warga setempat untuk pengobatan, seperti pijat dan urut. Menurutnya, keunikan lainnya dari pohon kelapa ini tercium wangi parfum pada bagian batang yang bercabang.

Baca Juga

Edan! Mobil Seharga Rp400 Juta Ini Digunakan untuk Jualan Tahu Bulat Dadakan

"Ga dibersihin juga sebenernya bersih sendiri, buahnya juga tumbuhnya jarang udah gitu pas di cabangnya wangi parfum habib, makanya ini pohon unik, banyak misterinya," jelasnya.

Editor : Eka Dian Syahputra