get app
inews
Aa Text
Read Next : Kejari Didesak Periksa Wali Kota Terkait Pengembangan Kasus Dugaan Korupsi Pengadaan Alat Olahraga

Festival Budaya Betawi, Korea, dan Belanda di Bekasi, Edukasi Multikultural untuk Anak-anak

Minggu, 16 Februari 2025 | 08:34 WIB
header img
Sebuah sekolah di Pondok Gede, Kota Bekasi menggelar festival budaya yang menampilkan tiga budaya berbeda. Foto/IST

BEKASI, iNewsBekasi.id - Sebuah sekolah di Pondok Gede, Kota Bekasi menggelar festival budaya yang menampilkan pakaian adat, kuliner, dan kesenian dari tiga budaya berbeda, yaitu Betawi, Korea, dan Belanda.

Festival ini digelar di Jalan Kemangsari IV No. 58, Jatimakmur, Kecamatan Pondok Gede, Kota Bekasi, Jawa Barat. Acara berlangsung meriah dan dihadiri oleh ratusan siswa beserta orang tua mereka.

Acara ini bertujuan untuk memperkenalkan kekayaan budaya kepada anak-anak sejak dini serta memberikan pengalaman langsung dalam memahami keberagaman dunia. Kegiatan ini melibatkan siswa taman kanak-kanak (TK) dan sekolah dasar (SD) dalam berbagai aktivitas.

Seperti mengenakan pakaian adat, mencicipi kuliner khas, serta menikmati pertunjukan seni tradisional. Dalam festival ini, anak-anak didampingi oleh orang tua mereka, yang juga mengenakan pakaian adat sesuai tema budaya yang diangkat.

Budaya Betawi ditampilkan melalui busana khas, tarian tradisional, dan seni bela diri pencak silat. Suasana semakin meriah dengan kehadiran makanan khas Betawi seperti kerak telor dan bir pletok.

Selain itu, peserta juga diajak mengenakan pakaian adat khas Belanda dan Korea serta mencicipi hidangan tradisional dari kedua negara tersebut, memberikan kesempatan bagi anak-anak untuk mengenal cita rasa kuliner internasional.

Kepala Sekolah Islam Edu Prog Center, Angga Suwito, menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk memperluas wawasan siswa mengenai budaya dunia. “Festival ini bukan sekadar hiburan, tetapi juga edukasi budaya agar anak-anak lebih menghargai keberagaman di dunia,” ujarnya.

Salah satu murid, Alka Milan El Azizi, mengaku senang bisa mencoba berbagai pakaian adat dan mencicipi makanan khas dari berbagai negara. “Seru sekali bisa memakai pakaian dari berbagai negara dan mencoba makanan khasnya. Jadi lebih tahu budaya lain!” katanya dengan antusias.

Farah, salah satu orang tua murid, juga mengapresiasi festival budaya ini. Menurutnya, acara seperti ini sangat bermanfaat bagi anak-anak karena mereka bisa belajar budaya secara langsung tanpa harus bepergian ke luar negeri.

“Acara ini sangat bermanfaat untuk anak-anak. Mereka bisa belajar budaya sejak dini dengan cara yang menyenangkan,” ucap Farah.

Festival ini diadakan secara rutin setiap tahun dengan tema yang berbeda-beda. Tahun ini, sekolah memilih budaya Betawi, Korea, dan Belanda karena memiliki nilai historis serta keterkaitan dengan perkembangan budaya di Indonesia.

Selain mengenalkan budaya melalui pakaian dan kuliner, festival ini juga menampilkan berbagai pertunjukan seni. Anak-anak menari tarian tradisional Betawi, menyaksikan pertunjukan wayang, serta melihat demonstrasi bela diri pencak silat.

Pihak sekolah berharap festival ini dapat terus menjadi sarana edukasi yang menyenangkan dan bermanfaat bagi siswa. Mereka juga berencana menambah lebih banyak budaya internasional pada festival mendatang agar anak-anak memiliki wawasan yang lebih luas.

Kegiatan ini mendapat dukungan penuh dari para guru dan orang tua siswa, yang menilai festival budaya seperti ini sangat penting dalam membentuk karakter anak yang lebih terbuka dan menghargai keberagaman.

Selain meningkatkan pemahaman tentang budaya dunia, acara ini juga menanamkan rasa bangga terhadap budaya Indonesia. Anak-anak belajar bahwa budaya lokal memiliki nilai yang sama pentingnya dengan budaya internasional.

Dengan adanya kegiatan ini, sekolah berharap anak-anak dapat terus mengeksplorasi budaya dan menumbuhkan rasa toleransi terhadap keberagaman.

“Kegiatan seperti ini membuat anak lebih terbuka terhadap dunia luar, mengenal budaya lain tanpa melupakan budaya sendiri,” ujar Angga Suwito.

Festival budaya di Pondok Gede ini menjadi bukti bahwa edukasi multikultural bisa dilakukan sejak dini, menciptakan generasi yang lebih inklusif dan menghargai perbedaan.

 

Editor : Abdullah M Surjaya

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut