5 Tokoh Ekonomi Islam Kontemporer yang Menentang Kapitalis dan Sosialis

BEKASI, iNewsBekasi.id- Beberapa tokoh ekonomi Islam kontemporer telah memberikan perubahan terhadap dunia ekonomi Islam. Lewat pemikirannya ia mampu memberikan pengaruh kepada dunia.
Beberapa tokoh ekonomi Islam kontemporer bahkan ada yang mendapatkan beberapa penghargaan. Mereka kemudian berhasil diakui dunia Internasional. Lantas siapa saja tokoh ekonomi Islam kontemporer? Simak penjelasan yang berhasil dihimpun iNewsBekasi.id dari berbagai sumber tepercaya.
Kami mencatat ada lima tokoh ekonomi islam kontemporer yang diketahui menentang kapitalis dan sosialis. Siapa saja mereka? Berikut ulasanya:
Tokoh syiah asal Iraq ini dikenal keras dalam mengkritik ekonomi kapitalisme dan komunisme. Ia juga pertama kali mengulas doktrin ekonomi Islam modern berdasarkan hukum Islam. Lewat beberapa bukunya, ia mengkritik teori ekonomi dari komunisme dan kapitalisme, lalu memperkenalkan teori Islam ekonomi politik.
Selain itu, ia juga menangkal argumen yang dilontarkan kelompok sekuler liberal maupun komunis, yang menuding Islam tak menyediakan solusi nyata atas permasalahan ekonomi modern.
Selain itu ia menaruhkan perhatiannya terhadap persoalan nilai moral dan tidak mengeliminasi segala yang dijelaskan ekonomi modern.
Misalnya, menjelaskan soal hukum universal alami dari ekonomi seperti permintaan dan penawaran serta hukum hasil lebih yang berkurang (the law of deminishing return) yang merupakan hukum umum dan bukan spesifik kapitalisme.
Tokoh ekonomi Islam Kontemporer selanjutnya yaitu Muhammad Abdul Mannan. Ia mendefinisikan ilmu ekonomi Islam merupakan suatu bidang yang mempelajari problematika ekonomi masyarakat berdasarkan ketentuan Islam.
Pemikiran demikian ia tuangkan dalam bukunya Menita yang terbit di tahun 2017 lalu. Dalam buku itu, Mannan menjelaskan ekonomi islam yang dimaksud adalah pemikiran Abdul Mun'im al-Jamal tentang perekonomian yang memegang prinsip atau berdasarkan Al-Qur'an dan Sunnah.
Pria yang lahir di Gorakhpur, India tahun 1931 merupakan Ahli ekonomi Islam terkenal. Ia bahkan memenangkan penghargaan King Faizal International Prize dalam bidang studi Islam.
Ia pernah menjabat sebagai Associate Professor Ekonomi dan Profesor Studi Islam di Aligarh University dan sebagai Profesor Ekonomi di Universitas King Abdul AzizJeddah, serta fellow di Center for Near Eastern Studies di University of California, Los Angeles.
Pemikiran ekonomi islam ia tuangkan dalam banyak buku, seperti Muslim Economic Thinking (1981), Banking Without Interest (1983), Insurance in an Islamic Economy (1985), Teaching Economics in Islamic Perspective (1996), Role of State in Islamic Economy (1996) dan Dialogue in Islamic Economics (2002).
Lewat pemikirannya ini, ia mendapat beberapa penghargaan di bidang pendidikan seperti Shah Waliullah Award in New Delhi (2003), A prolific writer in Urdu on subjects as Islami Adab (1960), Muslim Personal Law (1971), dan Islamic Movement in Modern Times (1995).
Tokoh ekonomi islam ini lahir di Meerut, Pakistan tahun 1935. Ia pernah menjabat sebagai penasihat ekonomi senior untuk Otoritas Pengatur Tenaga Listrik Nasional (NEPRA) dan Komisi Pendidikan Tinggi Profesor dan Direktur Jenderal Terhormat Nasional Pakistan di Universitas Urdu Federal, Islamabad, Pakistan.
Lewat pikirannya, ia mendapatkan sejumlah penghargaan dari luar negeri, yaitu Citation in Who's Who in the World, 5th Edition (1980–81), dan Lifetime Award for Kanati Institute of Russia (2001–2012).
Secara garis besar Naqvi selalu menularkan pemikiran ekonomi Pembangunan, Ekonomi internasional, Ekonomi Pertanian, Sistem Ekonomi Perbandingan, dan Pembuatan Model Ekonometrika.
Tak hanya seorang ulama, Taqiyuddin merupakan politikus dan tokoh berpengaruh yang berasal dari Palestina. Aktivitas politik merupakan aspek yang menonjol dalam kehidupannya.
Hal ini menampakkan kecermatan dalam karya-karyanya. Ia juga banyak menelaah peristiwa-peristiwa politik, lalu mendalaminya dengan amat cermat, disertai pemahaman sempurna terhadap situasi-situasi politik dan ide-ide politik yang ada.
Ia termasuk salah seorang pemikir dan politikus terulung pada abad XX. Ia mempunyai gagasan tentang Ekonomi Islam, beliau mengungkapkan bagaimana prinsip dasar ekonomi islam.
Prinsip-prinsip dasar sistem ekonomi islam menurut Taqiyuddin an-Nabhani dijalankan atas asas kepemilikan, pemanfaatan kepemilikan, dan konsep distribusi kekayaan yang hal ini akan sangat bertentangan apabila dihadapkan dengan kapitalisme dan sosialisme.
Dalam konsep kepemilikan kapitalisme berpendapat bahwa kepemilikan pribadi sebagai prinsip dasarnya, sedangkan sosialisme mengakui kepemilikan kolektif sebagai prinsipnya.
Lain halnya dalam sistem Islam mengakui tiga jenis kepemilikan (kepemilikan individu, kepemilikan umum, kepemilikan negara).
Ia memahami Bahwa Islam bukan sebagai agama saja, tetapi sebuah ideologi, sistem yang termasuk didalamnya tentang negara.
Islam sebagai sebuah ideologi mempunyai sistem kehidupan yang menyeluruh dalam semua aspek kehidupan, termasuk didalamnya sistem ekonomi. Sebagai sebuah sistem menuntut untuk diterapkan secara totalitas dalam kehidupan.
Itulah tokoh ekonomi Islam kontemporer. Semoga informasi ini berguna dan bermanfaat bagi Anda.
Editor : Wahab Firmansyah