get app
inews
Aa
Read Next : Kabar Duka, Aktor Eeng Saptahadi Meninggal Dunia di Usia 65 Tahun

ICW: Bisnis Tes PCR Raup Untung Rp10,46 Triliun di Masa Pandemi

Kamis, 26 Agustus 2021 | 12:16 WIB
header img
Spanduk bertuliskan harga tes usap Polymerase Chain Reaction (PCR) terpasang di sebuah lokasi penyedia layanan tes COVID-19 di Jakarta. (Foto: ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/ws).

BEKASI, iNews.id - Indonesia Corruption Watch (ICW) memperkirakan penyedia jasa tes swab PCR mendapatkan keuntungan Rp10,46 triliun selama masa pandemi Covid-19 di Indonesia.

Peneliti ICW Wana Alamsyah mengungkapkan, hitungan tersebut berdasarkan jumlah spesimen yang telah dikumpulkan sebanyak 25.840.025.

Kemudian dikalikan dengan 20 persen profit keuntungan dari harga PCR sebelum diturunkan Rp900 ribu per tes.

"Sejak Oktober 2020-Agustus 2021 penyedia jasa layanan kesehatan untuk tes PCR setidaknya mendapatkan keuntungan 10,46 triliun," ujar Wana pada diskusi virtual, Jumat (20/8/2021).

Ini angka yang sangat besar dalam konteks pandemi saat ini ketika sebagian orang sulit mendapatkan pekerjaan tapi kemudian mereka terpapar," katanya.

Dirjen Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan, Abdul Kadir, pernah mengatakan komponen harga tes swab PCR tediri atas pembelian alat, harga reagen, biaya SDM, depresiasi alat, overheat, biaya administrasi serta margin profit guna penyedia jasa 15-20 persen.

"Semua komponen itu kita hitung kemudian kita mendapatkanlah unit costnya, lalu kita tambahkan margin profit untuk swasta itu sekitar 15-20 persen," ucap Abdul saat jumpa pers virtual, Senin (16/8/2021).

Menurut Wana, penjelasan Abdul Kadir tidak detail menjelaskan harga per komponennya, alhasil tidak ada transparansi yang jelas.

"Tidak pernah ada informasi mengenai komponen tarif pemeriksaan PCR, terutama dalam surat edaran dirjen yankes tersebut," tuturnya.

Selain itu, Wana menyoroti jumlah rata-rata pemeriksaan PCR per hari di Indonesia yang tidak pernah mencapai target 400 ribu tes per hari.

"Dari kinerja pemerintah untuk melakukan upaya tracing kami menilai buruk dari segi jumlahnya tidak tercapai dan diperparah dengan mahalnya harga PCR pada Oktober-Agustus," imbuh Wana.

Editor : Eka Dian Syahputra

Follow Berita iNews Bekasi di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut