get app
inews
Aa Text
Read Next : Wacana Bekasi Jadi Provinsi Sunda Taruma Bareng Karawang-Purwakarta-Subang, Ini Reaksi Wamendagri

Pakar Pendidikan: Masuk Sekolah Jam 06.30 Belum Tentu Bikin Anak Disiplin, Ini Alasannya

Senin, 16 Juni 2025 | 11:35 WIB
header img
Kebijakan masuk sekolah lebih pagi, seperti pukul 06.30 WIB menuai sorotan. Foto/Ilustrasi/Istimewa

JAKARTA, iNewsBekasi.id-  Kebijakan masuk sekolah lebih pagi, seperti pukul 06.30 WIB yang akan diberlakukan di  beberapa wilayah Jawa Barat kembali menuai sorotan.

Praktisi pendidikan dan Kepala Sekolah Cikal Bandung, Mohammad Rizky Satria mengatakan, pendekatan kedisiplinan melalui pemaksaan waktu masuk sekolah tidak lagi relevan dengan karakter generasi masa kini.

“Generasi baru saat ini lebih dinamis dan terbuka, maka kita perlu cara pendidikan baru yang bisa lebih memberdayakan. Dalam hal membangun kedisiplinan, menuntut kepatuhan anak tanpa mempertimbangkan kebutuhan mereka berpotensi hanya menumbuhkan motivasi ekstrinsik yang tidak menumbuhkan kesadaran,” katanya melalui siaran pers, Sabtu (14/6/2025).  

Menurut Rizky, disiplin anak tidak bisa dibentuk hanya dari kepatuhan terhadap aturan yang kaku, melainkan harus berdasarkan kesadaran dan kemandirian anak itu sendiri. 

Ia pun memaparkan dua alasan utama mengapa kebijakan sekolah pukul 06.30 WIB belum tentu efektif meningkatkan kedisiplinan.

2 Alasan Sekolah Pukul 6.30 WIB Belum Tentu Tingkatkan Disiplin Anak 

1. Kepatuhan yang Dipaksakan Tidak Sama dengan Disiplin

Rizky menilai bahwa tidak ada bukti ilmiah yang mendukung anggapan bahwa jam masuk sekolah lebih pagi mampu meningkatkan kedisiplinan murid. Sebaliknya, beberapa penelitian menunjukkan bahwa menunda waktu masuk sekolah justru dapat meningkatkan kesiapan belajar dan kualitas pembelajaran.

“Sejauh ini belum ada bukti ilmiah jika masuk sekolah lebih pagi dapat meningkatkan kedisiplinan murid. Sebaliknya, kajian-kajian ilmiah yang ada cenderung merekomendasikan penundaan jam sekolah untuk memastikan ritme istirahat dan persiapan berangkat sekolah yang cukup sehingga dapat mengoptimalkan kualitas belajar di sekolah," ujarnya. 

"Jadi, kebijakan yang tidak didasarkan pada kebutuhan anak ini berpotensi hanya menuntut kepatuhan saja, di mana ketika anak sudah patuh maka ia sudah disiplin,” sambungnya. 

2. Tidak Tumbuhkan Kesadaran dan Kemandirian 

Rizky menekankan bahwa kedisiplinan sejati lahir dari kesadaran, bukan sekadar karena takut dihukum atau dipaksa aturan. 

Ia mencontohkan metode pendidikan yang lebih memberdayakan, seperti memberi anak tanggung jawab bangun sendiri, merapikan tempat tidur, dan menyiapkan keperluan sekolah secara mandiri.

“Membangun kedisiplinan anak tidak bisa disandarkan pada kepatuhan untuk berangkat sekolah lebih pagi, tapi bisa dilakukan dengan beragam cara seperti membuat kesepakatan untuk bangun tidur dan merapikan tempat tidur secara mandiri, atau tidak mengandalkan orangtua untuk menyiapkan keperluan sekolah dari mulai seragam yang harus dipakai hingga barang-barang yang harus dibawa ke sekolah.” ujarnya. 

Sebagai praktisi pendidikan, Rizky menyatakan bahwa generasi masa kini memerlukan lebih banyak kesadaran dan kemandirian alih-alih kepatuhan semata. 

"Saya kira generasi saat ini lebih memerlukan kesadaran dan kemandirian, alih-alih kepatuhan semata. Jika anak secara sadar dapat melakukan rutinitas berangkat sekolah secara mandiri, maka tentu ia sudah disiplin dan tujuan membangun kedisiplinan sudah tercapai,” ungkapnya. 

Rizky mengajak para pendidik untuk menyikapi kebijakan masuk sekolah lebih pagi dengan pendekatan kritis dan progresif, yang tidak hanya fokus pada kepatuhan, tetapi membangun karakter dan kesadaran anak.

“Saya berharap kebijakan ini dapat disikapi secara kritis oleh para pendidik, dengan cara melampaui cara pendidikan lama yang menuntut kedisiplinan dengan kepatuhan, karena patuh saja belum tentu disiplin. Sebaliknya pendidik perlu mencari cara-cara baru untuk membangun kedisiplinan dengan menumbuhkan kesadaran dan kemandirian dalam diri anak-anak,” ucapnya.
 

Editor : Wahab Firmansyah

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut