get app
inews
Aa Text
Read Next : DPR Minta Gubernur Jabar Batalkan Rencana Aturan Pembatasan Truk AMDK

45% Wilayah Indonesia Masuk Musim Kemarau, Jawa Barat Salah Satu Wilayah Terdampak

Jum'at, 25 Juli 2025 | 07:59 WIB
header img
BMKG mencatat bahwa 45% wilayah Indonesia berdasarkan Zona Musim (ZOM) telah memasuki musim kemarau. Foto/Ilustrasi/Brett Sayles

JAKARTA, iNewsBekasi.id - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat bahwa 45% wilayah Indonesia berdasarkan Zona Musim (ZOM) telah memasuki musim kemarau. Wilayah Jawa Barat termasuk dalam kawasan yang mulai terdampak.

“Analisis terbaru menunjukkan bahwa sekitar 45 persen dari Zona Musim di Indonesia telah aktif memasuki periode kemarau,” demikian pernyataan resmi BMKG yang dirilis Jumat (25/7/2025).

Wilayah yang telah terdampak kemarau mencakup sebagian besar Pulau Jawa termasuk Jawa Barat, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT), serta sebagian Sumatera bagian selatan dan Sulawesi Selatan.

Sementara itu, BMKG melaporkan berdasarkan data observasi terkini, hujan dengan intensitas lebat hingga ekstrem masih tercatat di beberapa daerah. Pada 20-21 Juli 2025, hujan lebat terpantau di Stasiun Meteorologi Pattimura, Maluku (110.0 mm/hari) dan Stasiun Meteorologi Minangkabau, Sumatera Barat (71.4 mm/hari).

Potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat diperkirakan masih dapat terjadi dalam sepekan ke depan, terutama di wilayah Sumatera bagian utara, Kalimantan bagian barat, Sulawesi bagian tengah, Maluku, dan Papua.

“Peningkatan curah hujan ini didukung oleh dinamika atmosfer yang aktif, yaitu fenomena Madden-Julian Oscillation (MJO) yang saat ini berada di Fase 5 atau sekitar kawasan Benua Maritim,” tulisnya.

BMKG memaparkan kondisi ini cenderung mengurangi potensi hujan di wilayah barat Indonesia, tetapi meningkatkan aktivitas konvektif di wilayah timur. 

Selain itu, gelombang ekuator Rossby diprediksi aktif di sekitar Sumatera dan Kalimantan, sementara gelombang Kelvin memengaruhi wilayah timur Indonesia. 

“Anomali positif suhu muka laut (SST) di sejumlah perairan Indonesia juga berkontribusi terhadap peningkatan kandungan uap air di atmosfer yang memperkuat pembentukan awan hujan,” kata BMKG.

BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap cuaca ekstrem yang mungkin terjadi, termasuk hujan lebat disertai kilat/petir dan angin kencang. Kewaspadaan ini penting khususnya di daerah rawan banjir, longsor, dan angin puting beliung

Editor : Eidi Krina Sembiring

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut