Abaikan Imbauan Bupati Bekasi, Ratusan Buruh Tetap Demo Depan PT YMMA Kawasan MM2100
BEKASI, iNewsBekasi.id-Aksi unjuk rasa buruh kembali dilakukan di kawasan industri MM2100, Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi, Selasa (8/7/2025). Puluhan massa yang mengatasnamakan solidaritas pekerja melakukan demonstrasi di depan pabrik PT Yamaha Music Manufacturing Asia (YMMA), meski Pemkab Bekasi telah mengimbau agar aksi dihentikan dan persoalan dibawa ke jalur hukum.
Demonstrasi ini menyebabkan akses jalan utama di depan pabrik lumpuh total. Massa menutup jalan serta akses keluar-masuk pabrik, memaksa petugas lalu lintas mengalihkan arus kendaraan ke jalur alternatif.
Akibatnya, kemacetan parah tak terhindarkan di sekitar area industri. Dalam orasinya, buruh menuntut perusahaan mempekerjakan kembali dua karyawan yang di-PHK.
Mereka juga meminta pihak manajemen membuka ruang dialog dengan serikat pekerja. Para pengunjuk rasa mengancam akan terus menggelar aksi jika tuntutan tersebut tak dipenuhi.
Namun, aksi ini justru menuai keluhan dari karyawan internal Yamaha Music. Salah satu pekerja yang enggan disebutkan namanya mengaku tak bisa masuk kerja karena jalur masuk pabrik diblokade.
“Saya masuk shift dua, tapi enggak bisa kerja karena jalan ditutup. Yang demo juga kebanyakan bukan karyawan sini. Jadi bingung, enggak kerja, tapi juga enggak bisa absen,” keluhnya.
Pemerintah Kabupaten Bekasi sebelumnya telah memfasilitasi pertemuan antara manajemen Yamaha Music dan serikat pekerja pada Jumat, 4 Juli 2025. Pertemuan yang turut dihadiri Bupati Ade Kuswara Kunang, Wakil Bupati dr. Asep Surya Atmaja, Wakapolres Metro Bekasi AKBP Apri Fajar, dan Plt Kepala Dinas Ketenagakerjaan Maman Badruzaman itu tak menghasilkan kesepakatan tertulis.
Bupati dan tim kemudian mengimbau agar semua pihak menghormati proses hukum yang tengah berjalan di Pengadilan Hubungan Industrial (PHI). Perusahaan diketahui telah mendaftarkan gugatan sejak 25 Juni 2025.
“Jalur hukum sudah diambil perusahaan, tapi kami paham buruh merasa harus bersuara. Hanya saja, jangan sampai aksi ini berkepanjangan dan merugikan semua pihak,” ujar Maman.
Ia menambahkan, konflik berkepanjangan seperti ini bisa membuat investor merasa tidak nyaman dan bahkan berpotensi hengkang dari Bekasi jika suasana industri terus memanas.
“Masalah ini bisa dikecilkan lewat dialog informal. Kalau dulu bisa ngopi bareng, ya sekarang selesaikannya juga dengan ngopi bareng. Jangan sampai karena unjuk rasa ini, Yamaha kecewa dan hengkang,” tegas Maman.
Menurutnya, dalam situasi seperti ini tidak ada pihak yang benar-benar menang atau kalah. “Kalau aksi terus begini, masyarakat Bekasi yang kalah. Kalau damai dicapai, masyarakat juga yang untung. Jangan pertaruhkan masa depan industri hanya karena keegoisan sesaat,” pungkasnya.
Editor : Wahab Firmansyah