Ini Tampang Umi Cinta Ustazah yang Janjikan Masuk Surga Bayar Infak Rp1 Juta
MUSTIKAJAYA, iNewsBekasi.id – Warga Perumahan Dukuh Zamrud, Kelurahan Cimuning, Kecamatan Mustikajaya, Kota Bekasi dibuat resah oleh aktivitas pengajian yang dipimpin perempuan berinisial PY, akrab disapa Umi Cinta.
Pengajian yang digelar rutin setiap akhir pekan itu diduga memungut infak Rp1 juta kepada anggota dengan iming-iming “jaminan” masuk surga. Kegiatan yang sudah berjalan selama delapan tahun ini ternyata tak pernah mengantongi izin lingkungan dari RT dan RW setempat.
iNews Bekasi mendapatkan foto Umi Cinta yang menggunakan pakaian berwarna kuning. Namun, belum dijelaskan foto tersebut diambil di mana. Hanya saja foto Umi Cinta berseliweran di media sosial maupun grup Whats Up warga.
“Iya, enggak ada izin lingkungan RT dan RW,” kata Abdul, tokoh agama setempat kepada wartawan, Senin (11/8/2025).
Abdul menceritakan, sebelum menetap di Dukuh Zamrud, PY dan kelompoknya sempat menggelar kegiatan serupa di perumahan lain. Namun, penolakan warga membuat mereka pindah ke lokasi sekarang.
Awalnya, warga menyambut baik keberadaan pengajian ini, hingga kabar miring dari mantan anggota mulai mencuat.Menurut pengakuan mantan anggota, pengajian ini bersifat tertutup dan eksklusif.
Bahkan, ada anggota yang diminta memberikan infak Rp1 juta dengan janji akan mendapatkan tempat di surga. “Ada keterangan kalau mau masuk surga dibayar Rp 1 juta,” ujar Abdul.
Tokoh agama lainnya, Halim (54), mengungkap sejumlah anggota mengalami perubahan sikap yang mengganggu keharmonisan keluarga. “Beberapa istri jadi berani melawan bahkan mengancam cerai suami, sementara sejumlah anak menolak menuruti orangtua,” ucapnya.
Selain keresahan soal ajaran, warga juga terganggu oleh kendaraan para peserta yang memadati jalan-jalan perumahan sehingga menghambat lalu lintas dan akses keluar masuk rumah.
Aksi Penolakan Warga
Puncak ketegangan terjadi pada Minggu (10/8) pagi. Puluhan warga berkumpul di depan rumah PY sambil membawa spanduk berisi tanda tangan penolakan. Spanduk tersebut dipasang mencolok di depan rumah PY dan di gerbang perumahan.
Meski berlangsung damai, suasana tetap tegang. PY sendiri tidak berada di lokasi saat aksi berlangsung. Menurut warga, ia jarang menempati rumah tersebut.
Warga berharap pihak berwenang, baik pemerintah daerah, kepolisian, maupun lembaga terkait, segera turun tangan. “Kalau tidak ada solusi, kami khawatir gesekan akan semakin besar,” kata seorang warga yang enggan disebut namanya.
Editor : Abdullah M Surjaya