get app
inews
Aa Text
Read Next : Hasil Seleksi Sekda Kabupaten Bekasi, Endin Samsudin Raih Nilai Tertinggi

Kilas Balik 75 Tahun Kabupaten Bekasi, dari Hindia Belanda hingga Jadi Kawasan Industri

Jum'at, 15 Agustus 2025 | 08:07 WIB
header img
Penampakan Foto Udara kompleks Perkantoran Pemerintah Kabupaten Bekasi di Sukamahi, Cikarang Pusat, Kabupaten Bekasi. Foto/IST

CIKARANG PUSAT, iNewsBekasi.id – Tepat hari ini, Jumat (15/8/2025), Kabupaten Bekasi genap berusia 75 tahun. Berbagai perayaan dan pesta rakyat digelar pemerintah setempat bersamaan dengan peringatan HUT ke-80 Kemerdekaan RI.

Kini, wilayah di Provinsi Jawa Barat ini telah menjelma menjadi kawasan industri terbesar di Asia Tenggara sekaligus mitra strategis DKI Jakarta. Kabupaten Bekasi memiliki 23 kecamatan, 180 desa, dan 7 kelurahan dengan jumlah penduduk mencapai 3,29 juta jiwa.

Pemerintah Kabupaten Bekasi saat ini dipimpin Bupati Ade Kuswara Kunang dan Wakil Bupati Asep Surya Atmaja sejak Februari 2025 dengan mengusung tagline Bangkit, Maju, Sejahtera berupaya sejahterakan masyarakat Bekasi secara merata.

Perjalanan Kabupaten Bekasi sarat dinamika, sejarahnya dimulai sejak masa Hindia Belanda, pendudukan Jepang, hingga era kemerdekaan. Pada masa Hindia Belanda, Bekasi berstatus sebagai Kewedanan dalam Regenschap (Kabupaten) Meester Cornelis.

Kehidupan masyarakat saat itu didominasi para tuan tanah keturunan Tionghoa, dan kondisi ini berlanjut hingga pendudukan militer Jepang. Di masa Jepang, dilakukan Japanisasi di semua sektor kala itu.

Bahkan, nama Batavia diubah menjadi Jakarta, sedangkan Regenschap Meester Cornelis berganti menjadi KEN Jatinegara yang membawahi Gun (setingkat kewedanan) Cikarang, Kebayoran, dan Matraman.

Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, struktur pemerintahan kembali berubah. KEN menjadi kabupaten, Gun menjadi kewedanan, Son menjadi kecamatan, dan Kun menjadi desa/kelurahan.

Ibu kota Kabupaten Jatinegara sempat berpindah dari wilayah Kecamatan Tambun, ke Cikarang, lalu Bojong (Kedung Gede). Bupati pertamanya adalah Rubaya Suryanaatamirharja.

Usai pendudukan Belanda, Kabupaten Jatinegara dihapus dan menjadi bagian Kewedanan Bekasi di bawah wilayah Batavia En Omelanden. Perbatasan diatur sesuai Staatsblad van Nederlandsch Indie 1948 No. 178 yang membagi wilayah ke Negara Pasundan dan Kabupaten Karawang.

Keinginan rakyat membentuk Kabupaten Bekasi menguat. Tokoh seperti R. Supardi, M. Hasibuan, KH Noer Alie, Namin, Aminudin, dan Marzuki Urmaini mempelopori Panitia Amanat Rakyat Bekasi yang menolak keberadaan RIS-Pasundan menuntut bergabung NKRI.

Puncaknya, 17 Februari 1950 digelar rapat raksasa di Alun-alun Bekasi dihadiri sekitar 40.000 orang dan Residen Militer Daerah V, Mu’min. Mereka mendesak pemerintah pusat mengubah Kabupaten Jatinegara menjadi Kabupaten Bekasi.

Akhirnya, berdasarkan Undang-Undang No. 14 Tahun 1950, Kabupaten Bekasi resmi terbentuk dengan empat kewedanan, 13 kecamatan (termasuk Cibarusah), dan 95 desa. Lambangnya memuat motto “Swantara Wibawa Mukti” yang mencerminkan semangat daerah ini.

Tahun 1960, kantor Pemkab Bekasi dipindah dari Jatinegara ke Kota Bekasi (Jl. H. Juanda, Bekasi Timur). Tahun 1982, Bupati Abdul Fatah memindahkannya ke Jl. Ahmad Yani No. 1, Bekasi Selatan, seiring pemekaran wilayah.

Pesatnya pertumbuhan mendorong pemisahan Kota Bekasi dari Kabupaten Bekasi melalui UU No. 9 Tahun 1996. Kota Administratif Bekasi telah berdiri sejak 20 April 1982 dengan Wali Kota pertama H. Soedjono (1982–1988), dilanjutkan Andi Sukardi (1988–1991).

Kemudian H. Khailani AR (1991–1997), dan Nonon Sonthanie (1998–2003). Sementara tahun 1963 terjadi penghapusan sebagian Kawedanan Jonggol, Kecamatan Cibarusah dan beberapa desa masuk Kabupaten Bekasi.

Tahun 1980 keluar Peraturan Pemerintah (PP) No. 23 memekarkan Kecamatan Serang Baru dari Cibarusah. Tahun 1981 keluar PP No. 48 dan 53 memekarkan Kecamatan Bekasi menjadi empat (Kota Administrasi Bekasi) serta membentuk Kecamatan Muaragembong, Tambelang, dan Bantargebang.

Kemudian tahun 1992 keluar PP No. 3 yang memekarkan Kedungwaringin dari Cikarang dan Lemahabang, serta Jatiasih dari Pondokgede. Tahun 1996, tiga kecamatan (Pondokgede, Jatiasih, Bantargebang) masuk Kota Bekasi, menyisakan 15 kecamatan di Kabupaten Bekasi.

Tahun 2000 keluar Perda No. 26 yang menambah wilayah Kabupaten Bekasi menjadi 23 kecamatan dengan 187 desa, jumlahnya yang masih bertahan hingga kini. Kekinian, Kabupaten Bekasi memiliki 180 desa dan 7 kelurahan.

Sejak 2004, pusat pemerintahan Kabupaten Bekasi resmi pindah ke Desa Sukamahi, Kecamatan Cikarang Pusat, tepatnya di kawasan Kota Deltamas, untuk pemerataan pembangunan di wilayah timur Bekasi.

Kini, setelah 75 tahun perjalanan sejarahnya, Kabupaten Bekasi bukan hanya dikenal sebagai lumbung pangan di masa lalu, tetapi juga sebagai motor penggerak ekonomi nasional berkat peran besarnya dalam sektor industri dan kontribusi besar terhadap PDB Indonesia.

Editor : Abdullah M Surjaya

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut