Mengulas Metode Aspal Plastik, Inovasi Pemkab Bekasi Bangun Jalan Murah Ramah Lingkungan
TAMBUN UTARA, iNewsBekasi.id – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bekasi terus menunjukkan komitmennya dalam membangun infrastruktur yang bermanfaat langsung bagi masyarakat. Salah satu inovasinya penggunaan aspal berbahan limbah plastik.
Meski metode ini bukan hal baru di Indonesia dan sebelumnya telah diterapkan Jasa Marga di Jalan Tol Cipularang. Namun, bagi Pemkab Bekasi, langkah ini menjadi sebuah terobosan strategis dalam memenuhi kebutuhan infrastruktur berkualitas dengan biaya lebih efisien.
Gagasan penggunaan aspal plastik ini diinisiasi oleh Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kabupaten Bekasi. Metode ini diklaim bisa menghemat biaya pembangunan jalan hingga 50 persen dibandingkan pembangunan aspal konvensional.
Uji coba pertama dilakukan di kawasan Jababeka, kemudian dilanjutkan di Jalan Deltamas Cikarang Pusat bekerja sama dengan PT Chandra. Kini, percobaan ketiga dilakukan di Exit Tol Gabus Raya, Jalan Batas Kota Karangsatria-Gabus Rawa (Pulo Puter) Tambun Utara.
Perbaikan menggunakan aspal limbah plastik sepanjang 200 meter dengan lebar 8,5 meter. Diharapkan uji coba ini berjalan baik dan bisa dilintasi masyarakat dan pengendara dengan nyaman. Lantas Bagaimana cara kerja Aspal Plastik?
Kepala Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (DBMSDA) Kabupaten Bekasi Henry Lincoln menjelaskan bahwa metode ini menggabungkan aspal bekas (scrap) dan limbah plastik daur ulang. Metode ini tak berbeda jauh dengan aspal konvensional.
“Kalau biasanya aspal dicampur batu dan pasir, sekarang kita coba menggabungkan scrap dari Bina Marga DKI dan Jasa Marga. Ditambah daur ulang limbah plastik karena punya sifat tahan air. Ini menjadi solusi terbaik saat ini untuk bangun jalan di Bekasi,” kata Henry.
Penggunaan scrap dan plastik ini membuat biaya lebih murah karena bahan tidak harus dibeli, melainkan diperoleh melalui kerja sama dengan DKI Jakarta. Plastik yang digunakan berasal dari pemilahan sampah di TPA Burangkeng, sehingga membantu mengurangi volume sampah plastik.
Saat ini kadar plastik dalam campuran aspal yang digunakan masih berada di kisaran 10–20 persen. Formulasi tersebut masih dalam tahap uji coba untuk menemukan komposisi yang ideal untuk kontur tanah di Kabupaten Bekasi.
“Sejauh ini hasilnya cukup bagus. Aspal plastik dipakai sebagai lapis tengah, bukan lapisan penutup. Setelah digelar, akan kita uji lagi melalui core drill untuk memastikan kekuatan dan mutunya,” katanya.
Meski belum dipakai secara luas, Hendri optimistis aspal plastik ini bisa menjadi solusi permanen bagi pembangunan jalan di Kabupaten Bekasi. “Percobaan ini terus kita lakukan. Kalau formulasi sudah permanen, kita akan pakai secara masif dan kita patenkan dengan HAKI,” tegasnya.
Untuk tahun ini, penerapan aspal plastik masih terbatas sepanjang 100 meter di tiap titik uji coba. Namun jika hasilnya memuaskan, tahun depan penggunaannya akan diperluas di sejumlah ruas jalan utama yang tersebar di 23 Kecamatan.

“Yang sulit itu justru memastikan ketersediaan plastik. Karena itu kita sudah menjalin kerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup serta Pemprov DKI agar pasokan sampah plastik bisa terus terpenuhi,” tegasnya.
Komitmen Bangun Infrastruktur dan Tata Lingkungan
Bupati Bekasi Ade Kuswara Kunang menyatakan bahwa inovasi ini tidak hanya memperkuat kualitas infrastruktur, tapi juga menjadi solusi pengurangan sampah plastik. Persoalan infrastruktur dan sampah sudah menjadi titik fokus pemerintah.
“Saya harap uji coba ini bermanfaat bagi masyarakat. Ini inovasi yang tidak hanya bangun jalan bagus, tapi juga membantu mengatasi persoalan sampah,” kata Ade.
Ade menambahkan bahwa lokasi uji coba aspal plastik ini dilakukan di kawasan yang sebelumnya telah ditertibkan dari bangunan liar dan dilakukan normalisasi sungai. Hal ini sekaligus menunjukkan sinergi pembangunan infrastruktur dan penataan lingkungan.
Ketua DPC PDIP Kabupaten Bekasi ini juga terus menekankan pentingnya perencanaan dan ketersediaan anggaran daerah. Sebab, infrastruktur bukan satu-satunya prioritas, pendidikan dan kesehatan juga menjadi fokus dari pemerintah daerah.
“Semua program harus berdasarkan kemampuan fiskal. Dengan tagline Bangkit, Maju, Sejahtera, kita harap pendapatan daerah bisa terus meningkat, sehingga pembangunan, pendidikan dan kesehatan bisa terus berjalan, dan dapat dirasakan seluruh masyarakat Bekasi,” tutupnya.
Editor : Abdullah M Surjaya