get app
inews
Aa Text
Read Next : Game Online Jadi Salah Satu Penyebab Ledakan SMAN 72 Jakarta, Presiden Minta Dibatasi

7 Alasan Pidato Presiden Prabowo Sangat Penting di Sidang Umum PBB Besok, Jaga Perdamaian Dunia

Senin, 22 September 2025 | 10:09 WIB
header img
Pidato Presiden Prabowo menjadi sangat penting di Sidang ke-80 Majelis Umum PBB. Foto: Istimewa

BEKASI, iNewsBekasi.id- Presiden Prabowo akan berpidato dalam sesi debat umum pada Sidang ke-80 Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Itu dilakukan setelah Indonesia absen 10 tahun dalam agenda penting dunia tersebut.

Kehadiran Presiden Prabowo dalam forum internasional tersebut menegaskan komitmen Indonesia untuk terus berkontribusi aktif dalam upaya menjaga perdamaian, memperkuat kerja sama global, serta memperjuangkan kepentingan nasional di tingkat dunia.

Umumnya, para pemimpin berpidato di Majelis Umum PBB untuk membahas dan mencapai konsensus mengenai isu-isu global, mengadvokasi kebijakan nasional, mempromosikan nilai-nilai negara mereka, mengatasi krisis internasional, dan mengomunikasikan posisi mereka secara langsung kepada khalayak di seluruh dunia dalam satu-satunya forum yang mempertemukan hampir semua negara anggota.

Kapan Prabowo akan Berpidato?

Dalam keterangan tertulis Kementerian Sekretaris Negara, menjelaskan bahwa Presiden Prabowo dijadwalkan menyampaikan pidato pada urutan ketiga dalam sesi Debat Umum PBB, Selasa, 23 September mendatang.

"Sesuai jadwal yang diterima, Presiden Prabowo akan menyampaikan pidato pada urutan ketiga pada sesi Debat Umum PBB pada 23 September 2025, setelah Presiden Brasil dan Presiden Amerika Serikat," ungkap Sekretaris Kabinet (Seskab) Teddy Indra Wijaya.

Dari sana, daftar tersebut kemudian didasarkan pada hierarki dan umumnya berdasarkan siapa yang datang pertama, dilayani pertama. Kepala negara berbicara terlebih dahulu, diikuti oleh wakil kepala negara dan putra mahkota, kepala pemerintahan, menteri, dan kepala delegasi yang berpangkat lebih rendah.

Alasan Pidato Presiden Sangat Penting di Sidang Umum PBB 

1. PBB Forum Global yang Unik

Sidang Umum PBB merupakan satu-satunya badan PBB di mana 193 negara anggota memiliki suara, menawarkan platform tunggal untuk representasi universal dan diskusi multilateral mengenai tantangan dunia yang paling mendesak, mulai dari perdamaian dan keamanan hingga perubahan iklim dan kemiskinan.

Melansir Reuters, Perserikatan Bangsa-Bangsa dibentuk pada tahun 1945 dengan 51 anggota awal dan sejak itu berkembang menjadi 193 anggota. Para pemimpin dari dua negara pengamat non-anggota—yang dikenal di PBB sebagai Takhta Suci dan Negara Palestina—dan seorang anggota pengamat, Uni Eropa, juga dapat berbicara.

Merupakan tradisi bagi Brasil untuk selalu menjadi negara anggota pertama yang berbicara. Hal ini karena pada tahun-tahun awal badan dunia tersebut, Brasil maju untuk berbicara lebih dulu ketika negara-negara lain enggan melakukannya. Sebagai tuan rumah markas besar PBB di New York, Amerika Serikat adalah negara kedua yang berpidato di Majelis Umum.

2. Advokasi dan Komunikasi Kebijakan

Para pemimpin menggunakan pidato mereka untuk mengartikulasikan prioritas negara mereka, menjelaskan kebijakan nasional, dan menyampaikan visi mereka untuk urusan global kepada khalayak global.

Topik lain yang kemungkinan akan dibahas para pemimpin dunia antara lain Gaza, di mana para pemimpin berkumpul di tengah perang antara Israel dan militan Hamas di Jalur Gaza yang mendekati dua tahun dan krisis kemanusiaan yang semakin memburuk di wilayah Palestina tersebut. Sebuah lembaga pemantau kelaparan global telah memperingatkan bahwa kelaparan telah melanda dan kemungkinan akan meluas pada akhir bulan ini.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu—yang dicari oleh Mahkamah Pidana Internasional atas dugaan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza, yang dibantah Israel—dijadwalkan berpidato di hadapan Majelis Umum pada hari Jumat minggu depan. Israel melancarkan serangan darat ke Kota Gaza pada hari Selasa.

Presiden Palestina Mahmoud Abbas tidak akan hadir secara langsung—AS, sekutu setia Israel, telah menyatakan tidak akan memberinya visa. Ia akan hadir melalui video.

Bahasan di PBB lainnya soal Ukraina. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy akan berupaya menggalang dukungan global untuk Kyiv sementara Presiden AS Donald Trump berupaya menengahi untuk mengakhiri perang yang telah berlangsung lebih dari tiga tahun setelah Rusia menginvasi negara tetangganya. Ia dijadwalkan menyampaikan pidato di hadapan majelis pada hari Rabu sementara Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov akan berpidato pada hari Sabtu.

3. Bangun Konsensus Internasional

Forum ini digunakan untuk mendorong kerja sama, membangun konsensus mengenai isu-isu global yang kritis, dan menegaskan kembali komitmen terhadap prinsip-prinsip Piagam PBB, seperti multilateralisme dan hak asasi manusia.

Sidang Majelis Umum tahun ini menjadi momentum penting bagi Indonesia. Selain kembali tampil di level tertinggi forum PBB, Indonesia juga akan menegaskan perannya sebagai pemimpin Global South yang konsisten menyuarakan agenda reformasi tata kelola dunia.

"Sidang Majelis Umum tahun ini menjadi momentum penting bagi Indonesia, tidak hanya untuk kembali tampil di level tertinggi pada forum PBB, namun juga untuk menegaskan posisi Indonesia sebagai pemimpin Global South yang konsisten menyuarakan agenda reformasi tata kelola dunia agar lebih adil dan inklusif," ucap Sekretaris Kabinet (Seskab) Teddy Indra Wijaya.

Forum PBB ini akan menjadi panggung bagi Indonesia untuk menyuarakan kepentingan negara berkembang dan memperkuat posisi diplomasi Indonesia di kancah global

4. Mempengaruhi Pengambilan Keputusan Internasional

Pidato memberikan kesempatan untuk memengaruhi pengambilan keputusan internasional berskala besar dan berkontribusi pada pengembangan norma-norma global.

5. Menangani Tantangan dan Krisis 

Majelis Umum merupakan wadah penting bagi para pemimpin untuk menghadapi tantangan-tantangan mendesak, seperti perang, keresahan ekonomi, dan dampak perubahan iklim, serta untuk menguraikan solusi jangka panjang yang potensial.

6. Promosi dan Nilai-Nilai Nasional

Para pemimpin menyeimbangkan kepentingan nasional negara mereka dengan isu-isu global, menunjukkan negara mereka sebagai anggota komunitas internasional yang bertanggung jawab dan terlibat.

7. Galang Dukungan untuk Inisiatif

Para pemimpin dapat menggunakan platform ini untuk menggalang dukungan bagi inisiatif-inisiatif spesifik negara mereka, seperti yang berfokus pada perdamaian, hak asasi manusia, atau pembangunan berkelanjutan.

Editor : Tedy Ahmad

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut