get app
inews
Aa Text
Read Next : Usai Bikin Geram Netizen Indonesia Gegara Tumbler, Anita Dewi dan Suami Muncul Minta Maaf

Setelah 19 Tahun Beroperasi, KRL Jalita Tokyu 8500 Akhiri Tugasnya: Ini Sejarah dan Peninggalannya

Selasa, 18 November 2025 | 09:07 WIB
header img
Direktur Utama KAI 2009–2014, Ignasius Jonan di momen pensiunnya Jalita, (Foto: PT KAI)

JAKARTA, iNewsBekasi.id- Tokyu Seri 8500 atau Jalita resmi mengakhiri masa operasionalnya sebagai armada Commuter Line yang selama ini melayani mobilitas harian warga Jabodetabek. Jalita menjadi KRL pertama yang dimiliki langsung KAI Commuter setelah pemisahan entitas pada 2009 dan telah beroperasi di Indonesia sejak 2006.

Saat ini KAI Commuter mengelola 102 trainset (1.072 unit KRL), mengoperasikan 1.063 perjalanan harian, serta melayani 287,3 juta penumpang pada periode Januari–Oktober 2025.

Purnatugas Jalita menjadi tonggak penting dalam sejarah transportasi rel perkotaan Indonesia. Pada Minggu, 16 November 2025, ribuan warga dan railfans memadati Stasiun Jakarta Kota untuk menyaksikan perjalanan terakhir KRL legendaris tersebut.

Untuk mengenang perjalanan Jalita dan dua seri lain yang turut berkontribusi dalam transformasi layanan KRL—Tokyu Seri 7000 dan JR203—KAI bersama komunitas menggelar Mini Museum Jalita pada 10–16 November 2025. Pameran ini menampilkan sejarah tiga seri KRL, edukasi keselamatan, kampanye Stop Pelecehan Seksual, serta pengenalan sarana modern.

Sebanyak 20.426 pengunjung hadir selama sepekan, menunjukkan antusiasme tinggi masyarakat terhadap evolusi transportasi urban.

Momen purnatugas makin istimewa dengan hadirnya Direktur Utama KAI 2009–2014, Ignasius Jonan. Ia mendampingi perjalanan terakhir Jalita dari Stasiun Jakarta Kota menuju Depo Kampung Bandan hingga Depo Depok.

Jonan menegaskan pentingnya Commuter Line dalam struktur mobilitas Jabodetabek. “Selama Jabodetabek menjadi wilayah hunian terpadat di Indonesia, Commuter Line akan selalu menjadi etalase layanan kereta api nasional. Mobilisasi masyarakat yang besar menjadikan transportasi berbasis rel sebagai kebutuhan utama kota besar. Peradaban urban kita semakin maju sehingga kebutuhan sarana yang andal dan frekuensi perjalanan akan terus meningkat,” ujar Jonan.

Ia juga menuturkan asal nama Jalita yang diberikan oleh Menteri Perhubungan Jusman Syafii Djamal sebagai simbol perjalanan masyarakat lintas kota. Jonan berharap sebagian armada bisa dilestarikan sebagai warisan sejarah layanan kereta modern.

Editor : Wahab Firmansyah

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut