Setelah 19 Tahun Beroperasi, KRL Jalita Tokyu 8500 Akhiri Tugasnya: Ini Sejarah dan Peninggalannya
Vice President Public Relations KAI, Anne Purba, mengatakan museum sementara ini merupakan kolaborasi antara KAI, KAI Commuter, dan komunitas seperti IRPS untuk menghidupkan kembali jejak perjalanan KRL.
“Pameran ini memperlihatkan bahwa KRL adalah bagian dari kehidupan warga Jabodetabek. Edukasi yang kami tampilkan menjadi upaya bersama untuk membangun layanan yang aman, ramah, dan berkelanjutan,” tutur Anne.
Anne menambahkan bahwa peremajaan armada terus dilakukan untuk meningkatkan kapasitas dan kenyamanan layanan.
“Purnatugas sarana legendaris ini membuka ruang bagi sarana yang lebih modern. KAI dan KAI Commuter berkomitmen memastikan layanan tetap menjadi pilihan utama mobilitas harian masyarakat,” tutup Anne.
Sejak masuk ke Indonesia pada 2006, Jalita menjadi bagian penting modernisasi KRL Jabodetabek, termasuk penerapan pendingin udara (AC), peningkatan kenyamanan, dan perluasan kapasitas angkut.
Kini, dengan 1.063 perjalanan harian dan 102 trainset aktif, Commuter Line menjadi tulang punggung mobilitas lebih dari 20 juta penumpang setiap bulan. Tercatat 287.297.882 penumpang telah menggunakan layanan ini sepanjang Januari–Oktober 2025.
Kehadiran Jalita dan dua seri pendampingnya meninggalkan jejak kuat dalam perjalanan transformasi transportasi rel perkotaan Indonesia.
Editor : Wahab Firmansyah