get app
inews
Aa Text
Read Next : Detik-detik Presiden Prabowo Jadi Saksi Perjanjian Damai Gaza, Damaikan Kawasan Timur Tengah

Dijanjikan Terbang ke Jakarta, Pengungsi Gaza Ini Justru Mendarat di Afrika Selatan

Rabu, 19 November 2025 | 09:14 WIB
header img
Warga Gaza bagian dari 153 pengungsi yang terdampar di Afrika Selatan menggunakan penerbangan carter misterius mengungkap perjalanannya (Foto: Kedubes Palestina)

ANKARA, iNewsBekasi.id- Seorang warga Jalur Gaza yang menjadi bagian dari 153 pengungsi yang terdampar di Afrika Selatan melalui penerbangan carter misterius mengungkap kisah lengkap perjalanannya keluar dari wilayah konflik tersebut.

Pria asal Khan Younis yang hanya menyebut namanya sebagai Bashir mengatakan kepada Anadolu, dikutip Rabu (19/11/2025), bahwa perjalanan itu berawal ketika ia mencari informasi di internet tentang cara meninggalkan Jalur Gaza. Di sana, ia menemukan sebuah organisasi bernama Al Majd Eropa, yang mengklaim memfasilitasi evakuasi warga Gaza.

Dijanjikan Terbang ke Jakarta

Bashir menghubungi nomor telepon yang tertera di akun Facebook Al Majd Eropa. Panggilan itu dijawab oleh seorang pria Palestina bernama Moayad, yang mengaku berada di Indonesia.

Moayad menyebut dirinya diterbangkan Al Majd Eropa dari Gaza ke Indonesia sebagai perwakilan keluarga Palestina yang ingin keluar setelah perang meletus pada 7 Oktober 2023. Kepada Bashir, Moayad menjelaskan bahwa ia bisa meninggalkan Gaza menuju Indonesia dengan biaya 1.400 dolar AS per kursi pesawat.

“Saya hanya punya 1.600 dolar. Saya membayar uang itu karena hidup kami di Gaza seperti neraka,” kata Bashir.

Ia kemudian mentransfer uang tersebut ke rekening seorang pria dari keluarga Zaqout. Tak lama, ia menerima instruksi untuk bersiap.

Perjalanan Menuju Perbatasan

Pesan pertama datang pukul 10.00 waktu setempat, memintanya menuju lokasi tertentu di Khan Younis. Malam harinya, pukul 22.00, pesan kedua mengarahkannya ke restoran Fish-Fresh dekat pos Palang Merah pada pukul 03.00.

Setibanya di lokasi, tiga bus telah menunggu. Bashir naik bus nomor 2 yang membawa rombongan ke pintu perbatasan Kerem Shalom.

Di terminal, ia tidak melihat perwakilan Al Majd. Namun seluruh perjalanan berada di bawah kendali tentara Israel, meski ia tidak melihat keberadaan mereka secara langsung.

Penumpang mendapat instruksi dari perwakilan Shaheibar, sebuah perusahaan berbasis di Gaza, untuk melepas sepatu dan jaket, serta hanya membawa obat-obatan. Mereka juga diberi gelang yang harus dipakai hingga tiba di Bandara Ramon, Israel.

“Mereka memasukkan paspor ke dalam mesin dan mengeceknya, tapi mereka tidak memberi stempel,” tuturnya.

Editor : Wahab Firmansyah

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut