get app
inews
Aa Text
Read Next : Cristiano Ronaldo Semakin Penasaran pada Islam, Rekan Setim: Dia Telah Bersujud di Lapangan

7 Rahasia Hujan dalam Islam: Doa, Hikmah, dan Penjelasan Ulama yang Jarang Diketahui

Jum'at, 05 Desember 2025 | 11:16 WIB
header img
Dalam ajaran Islam, hujan dipandang sebagai rahmat dan karunia Allah Ta'ala. Foto: Ilustrasi/ Istimewa

JAKARTA, iNewsBekasi.id- Dalam ajaran Islam, hujan dipandang sebagai rahmat dan karunia Allah Ta'ala. Hujan menjadi istimewa karena di dalamnya terdapat keberkahan dan momen dikabulkannya doa. Ulama Mesir, Syeikh Ahmad Al-Mishri, menjelaskan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam (SAW) menunjukkan rasa takut ketika melihat mendung, khawatir bila mendung tersebut menjadi azab.

Menurutnya, ketika mendung muncul sebagai tanda turunnya hujan, Rasulullah SAW memanjatkan doa agar hujan membawa kebaikan. "Rasulullah mengucapkan Allahumma Shayyiban Naafi'an (Ya Allah turunkanlah pada kami hujan yang bermanfaat)," ujar Syeikh Ahmad dalam salah satu kajiannya beberapa waktu lalu.

Ketika hujan mulai turun, Rasulullah SAW menyambutnya dengan rasa syukur dan menjadikannya sebagai waktu terbaik untuk berdoa. Seperti dijelaskan dalam hadis Sahl bin Sa’d, “Dua doa yang tidak akan ditolak, yaitu doa ketika adzan dan doa ketika turunnya hujan.” (HR. Al-Hakim dan Al-Baihaqi)

Syeikh Ahmad juga mengingatkan umat agar tidak mencela hujan atau menganggapnya sebagai keburukan. Hujan merupakan rahmat Allah Ta'ala dan tidak selayaknya dicela. Bila hujan turun terlalu lebat, dianjurkan membaca doa sebagaimana dicontohkan Nabi SAW:

اللَّهُمّ حَوَالَيْنَا وَلَا عَلَيْنَا، اللَّهُمَّ عَلَى الْآكَامِ وَالْجِبَالِ وَالظِّرَابِ وَبُطُونِ الْأَوْدِيَةِ وَمَنَابِتِ الشَّجَرِ

“Ya Allah, turunkanlah hujan di sekitar kami, bukan untuk merusak kami. Ya Allah, turunkanlah hujan ke dataran tinggi, gunung-gunung, bukit-bukit, perut lembah dan tempat tumbuhnya pepohonan.” (HR. Al-Bukhari)

7 Rahasia Hujan dan Hikmahnya: 

1. Tidak Ada yang Mampu Menurunkan Hujan kecuali Allah Ta'ala. 

Allah Ta'ala berfirman: 
مَا يَفْتَحِ اللَّهُ لِلنَّاسِ مِنْ رَحْمَةٍ فَلَا مُمْسِكَ لَهَا ۖ وَمَا يُمْسِكْ فَلَا مُرْسِلَ لَهُ مِنْ بَعْدِهِ ۚ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ 

"Apa saja yang Allah anugerahkan kepada manusia berupa rahmat, maka tidak ada seorangpun yang dapat menahannya. Dan apa saja yang ditahan oleh Allah, maka tidak seorangpun yang sanggup melepaskannya sesudah itu. Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." (QS. Fathir: 2). 

Sebagian ulama tafsir seperti penulis Al-Jalalain menafsirkan bahwa rahmat yang dimaksud mencakup rezeki dan hujan. 

2. Hujan Termasuk Kunci Ilmu Ghaib 

Allah Ta'ala berfirman: إِنَّ اللَّهَ عِنْدَهُ عِلْمُ السَّاعَةِ وَيُنَزِّلُ الْغَيْثَ وَيَعْلَمُ مَا فِي الْأَرْحَامِ ۖ وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَاذَا تَكْسِبُ غَدًا ۖ وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ 

"Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang hari Kiamat, dan Dialah yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal." (QS. Luqman: 34) 

3. Ada Malaikat yang Bertugas Menurunkan Hujan 

Dalam Al Mu'jam Al-Kabir, Imam Ath-Thabrani meriwayatkan tentang percakapan Rasulullaah SAW dengan Malaikat Jibril, di antaranya: 

قُلْتُ: عَلَى أَيِّ شَيْءٍ مِيكَائِيلُ؟ قَالَ: عَلَى النَّبَاتِ وَالْقَطْرِ 

"Aku (Rasulullaah shallallaahu 'laihi wa Sallam) bertanya, 'Tentang apakah Mikail itu ditugaskan? Ia (yaitu Jibril) menjawab, 'Ia ditugaskan mengurus tanaman dan hujan." Oleh karena itu ada Malaikat yang mengurus dan mengaturnya. Bukan semua Malaikat, tapi ada pelayannya, ada pembantunya. Maka inilah tugas Malaikat untuk menurunkan jujan. 

4. Turunnya Hujan telah Ditulis di Lauhul Mahfudz 

Kejadian apa saja yang terjadi di muka bumi ini telah tercatat dalam Lauhul Mahfudz sejak 50.000 tahun sebelum penciptaan langit dan bumi. Semuanya telah menjadi takdir dan kehendak Allah Ta'ala. 

Termasuk dalam hal diturunkannya hujan, kapan terjadinya, di mana diturunkan, berapa intensitasnya dan bagaimana dampak dari hujan tersebut. 

Dari 'Abdullah bin 'Amr bin Al-'Ash, Rasulullah SAW bersabda: "Allah telah mencatat takdir setiap makhluk sebelum 50.000 tahun sebelum penciptaan langit dan bumi." (HR. Muslim) 

5. Ucapan Istighfar dapat Menyebabkan Turunnya Hujan. 

Allah Ta'ala Berfirman: فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا (10) يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا (11) وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَلْ لَكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَلْ لَكُمْ أَنْهَارًا (12) 

"Maka aku katakan kepada mereka: ‘Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai." (QS Nuh: 10-12) 

6. Suara Geledek adalah Malaikat yang Membawa Api 

Ada tiga istilah untuk kilatan petir dan geledek yaitu Ar-Ra'du, Ash-Shawa'iq dan Al-Barq. Ar-Ra'du adalah istilah untuk suara petir atau geledek. 

Sedangkan Ash-Shawa'iq dan Al-Barq adalah istilah untuk kilatan petir, yaitu cahaya yang muncul beberapa saat sebelum adanya suara petir. 

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah mengatakan dalam Hadits Marfu' (sampai kepada Nabi Muhammad SAW) pada Riwayat At-Tirmidzi dan selainnya, Nabi Muhammad SAW ditanya tentang Ar-Ra'du, lalu Nabi Beliau SAW menjawab: 

مَلَكٌ مِنْ الْمَلَائِكَةِ مُوَكَّلٌ بِالسَّحَابِ مَعَهُ مخاريق مِنْ نَارٍ يَسُوقُ بِهَا السَّحَابَ حَيْثُ شَاءَ اللَّهُ 

"Ar-Ra'du adalah Malaikat yang diberi tugas mengurus awan dan bersamanya pengoyak dari api yang memindahkan awan sesuai dengan kehendak Allah." (HR. Tirmidzi) 

Disebutkan dalam Makarimil Akhlaq milik Al-Khara-ithi, 'Ali pernah ditanya mengenai Ar-Ra'du. Beliau menjawab, "Ar-Ra'du adalah Malaikat". 

Beliau ditanya pula mengenai Al-Barq. Beliau menjawab, "Al-Barq (kilatan petir) itu adalah pengoyak di tangannya." Dan dalam riwayat lain dari Ali juga, "Al-Narq itu adalah pengoyak dari besi di tangannya". 

7. Zakat yang Tidak Ditunaikan Dapat Menghalangi Hujan 

Apabila suatu memiliki kewajiban mengeluarkan zakat namun tidak dikeluarkan maka hal itu bisa menjadi sebab terhalangnya turunnya hujan di suata daerah. 

Dari Ibnu 'Umar, Rasulullaah SAW bersabda: 

لَمْ يَمْنَعْ قَوْمٌ زَكَاةَ أَمْوَالِهِمْ إِلا مُنِعُوا الْقَطْرَ مِنَ السَّمَاءِ , وَلَوْلا الْبَهَائِمُ لَمْ يُمْطَرُوا 

"Jika suatu kaum enggan mengeluarkan zakat dari harta-harta mereka, maka mereka akan dicegah dari mendapatkan hujan dari langit. Sekiranya bukan karena binatang-binatang ternak, niscaya mereka tidak diberi hujan." (HR. Ath-Thabrani) 

Demikian penjelasan tentang rahasia hujan, mudah-mudahan kita dapat memetik hikmahnya. Baca juga: Kumpulan Doa saat Musim Penghujan, Simak di Sini! 

Editor : Wahab Firmansyah

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut