PAMEKASAN,iNews,id - Gagal masuk Secaba atau Sekolah Calon Bintara TNI AD tak menyurutkan semangat M David Fatoni. David bahkan mencoba kembali masuk Secaba tapi kembali gagal lagi.
Namun David pantang menyerah dia terus bermimpi dan berusaha mewujudkan impiannya.
David menjelaskan dia sudah dua kali ikut tes untuk menjadi anggota TNI AD jalur Secaba, tapi gagal semuanya.
"Pertama saya mendaftar di Secaba TNI AD tahun 2020 dan saya gagal saat pantukhir pusat karena alasan alokasi," kata pemuda kelahiran Pamekasan, Jawa Timur dalam video kanal YouTube Buletin TNI AD dikutip Senin (27/9/2021).
Tak patah semangat, dia mencoba mengikuti tes masuk TNI AD pada 2021 hingga dinyatakan lulus menjadi taruna Akmil. Ketika itu bila melihat ke belakang, banyak orang yang mencibirnya ketika ingin menjadi tentara.
"Saya berasal dari keluarga yang sederhana. Semua cibiran dan cemooh itu saya jadikan motivasi untuk bekerja lebih kuat menjadi seorang taruna," katanya.
David menuturkan, dia hanya berasal dari keluarga sederhana sehingga semua pencapaian ini juga merupakan berkat perjuangan orang tuanya. "Bapak saya ini hanya seorang tukang pijat, tapi alhamdulillah berkat usaha dan perjuangan orang tua saya, saya bisa lulus menjadi taruna TNI AD," ucapnya dengan mata berkaca- kaca.
Dia mengaku sudah dari sejak kecil bercita-cita menjadi seorang tentara. Apalagi rumahnya di Pamekasan dekat dengan Koramil sehingga selalu melihat anggota TNI.
"Saya lihat tentara itu berwibawa, gagah, perkasa dan dihargai banyak orang," katanya. BACA JUGA: 3 Taruna Akmil dari Sultra, Ada Anak Almarhum AKBP Andy Nurwandy David mwnceritakan, dia memiliki bakat khusus dan jago lari sejak SD.
Bahkan dipilih mewakili sekolah untuk mengikuti lomba lari tingkat kecamatan. Hasilnya cukup gemilang, dia berhasil menorehkan prestasi menjadi juara 3 lomba lari.
Melihat bakat David, pengurus PASI Pamekasan pun membina dan melatihnya saat dia duduk di bangku kelas 2 SMP.
Sejak saat itu, dia mulai mengikuti berbagai perlombaan atletik mulai dari tingkat kabupaten hingga provinsi. Bahkan menjuarai lomba lari 1.500 meter dalam kejuaran Jatim Open tahun 2018.
"Bakat lari ini sangat membantu saya dalam melaksanakan tes-tes yang berkaitan dengan samapta," ujarnya. Dia akhir kisah, dia bersyukur memiliki kedua orang tua yang begitu baik sehingga mengantarkannya menjadi seorang taruna Akmil.
"Saya mengingat orang tua saya, mengingat perjuangan saya dan alhamdulillah saya bisa lulus dengan semangat perjuangan teman-teman, orang tua, para sahabat dan para guru yang selalu motivasi saya dan memberikan doa terbaik bagi saya," ucapnya.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta