get app
inews
Aa Text
Read Next : Ternyata Ini Amalan yang Paling Disukai Allah SWT dari Nabi Musa

Pengertian Suhuf Beserta Nabi-Nabi yang Menerimanya, Nabi Syits Paling Banyak

Selasa, 14 Juni 2022 | 06:05 WIB
header img
Nabi-nabi yang menerima suhuf, Nabi Syits paling banyak menerima suhuf. (Foto: Ist)

iNews.id - Wahyu Allah SWT yang diturunkan kepada para nabi dan rasul dalam perkembangannya ada yang dibukukan berbentuk kitab dan ada juga yang tidak dibukukan atau berbentuk seperti suhuf. 

Suhuf atau sahifah adalah lembaran-lembaran yang terpisah. Keduanya sama-sama berisikan firman Allah SWT yang diberikan kepada para nabi dan rasul. 

Dalam dua surat terutama dalam surat-surat Makiyah, suhuf merujuk pada 'daun, gulungan, jurnal'.

Al-Qur'an menyebutkan ada 4 kitab suci yang diturunkan Allah SWT. Umat Islam wajib mengimani kitab tersebut. Kitab suci diturunkan kepada nabi dan rasul. Kitab Zabur kepada Nabi Daud, Kitab Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa, Kitab Injil kepada Nabi Isa as, dan Al-Quran kepada Nabi Muhammad SAW. 

Sedangkan suhuf diturunkan kepada lima nabi, diantaranya yaitu:
1. Nabi Adam AS menerima 10 suhuf
2. Nabi Syits AS menerima 50 suhuf
3. Nabi Idris AS menerima 30 suhuf
4. Nabi Ibrahim AS menerima 10 suhuf
5. Nabi Musa AS menerima 10 suhuf 

Nabi Musa adalah nabi yang menerima Kitab Taurat, selain juga menerima 10 suhuf. Nabi Ibrahim menerima suhuf sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur'an.

صُحُفِ إِبْرَٰهِيمَ وَمُوسَىٰ

"Yaitu kitab-kitab Ibrahim dan Musa (QS Al-A'la: 19). 

Dalam Al Qur'an, Allah SWT menjelaskan mengenai rangkuman isi dari suhuf Ibrahim dan Suhuf Musa. Firman Allah:

"Oleh sebab itu, berikanlah peringatan karena peringatan itu bermanfaat. Orang yang takut (kepada Allah) akan mendapat pelajaran. Dan orang yang celaka (kafir) akan menjauhinya, (yaitu) orang yang akan memasuki api yang besar (Neraka). Selanjutnya, dia di sana tidak mati dan tidak hidup. Sungguh beruntung orang yang menyucikan diri (dengan beriman), Dan megingat nama Tuhannya, lalu dia sholat, sedangkan kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan dunia; Padahal, kehidupan akhirat itu lebih baik dan lebih kekal. Sesungguhnya ini terdapat dalam kitab-kitab yang dahulu,-(yaitu) Kitab-kitab Ibrahim dan Musa. (QS Al-Ala : 9-19) 

Dalam bagian Al-Qur'an yang lain, tepatnya dalam Surah An-Najm juga menjelaskan mengenai Suhuf Ibrahim dan Musa.

Nabi Syits 

Sedangkan nabi yang menerima paling banyak suhuf adalah Nabi Syits as yakni 50 suhuf. Dalam suhuf yang diterima Nabi Syits, terdapat dalil Allah, hukum, fardlu, sunnah, syariat, serta batasan-batasan hukum-Nya. 

Nabi Syits as adalah putra Nabi Adam. Beliau memiliki kelebihan dalam hal ilmu, kecerdasan, ketakwaan, serta kepatuhan daripada putra Nabi Adam yang lain. 

Setelah kematian Habil, Adam sangatlah marah kepada Qabil. Lima tahun kemudian Nabi Adam memiliki anak kembar kembali bernama Syits dan 'Azura. Syits memiliki arti "hadiah", karena Allah telah memberikan hadiah kepada Adam berupa seorang anak saleh, setelah kematian anaknya yang bernama Habil. 

Syits selain sebagai anak yang berbakti, dia diyakini sebagai seorang nabi dan Rasulallah. Sebagai seorang nabi, Syits menerima perintah-perintah dari Allah yang ditulis dalam 50 suhuf/sahifah. 

Menurut keterangan Ibnu Abbas, ketika Syits dilahirkan, Adam sudah berusia 930 tahun. Adam sengaja memilih Syits sebab anaknya yang satu ini memiliki kelebihan dari segi keilmuan, kecerdasan, ketakwaan dan kepatuhan dibandingkan dengan semua anaknya yang lain. 

Adam mengajarkan semua pengetahuan yang dia miliki kepada Syits. Dia mengajarkan bagaimana menyembah Allah dan beribadah yang lainnya. Setelah kematian Adam, Syits memimpin anak cucu Adam. Dia memimpin dengan peraturan dan hukum Allah, dia membawa persatuan di antara orang-orang disekitarnya. 

Wahb bin Munabbih mengatakan, ketika Adam meninggal, Syits telah berusia 400 tahun. Syits telah diwasiati oleh Adam untuk memerangi saudaranya, Qabil. Dia pergi memerangi Qabil dan akhirnya perang itu pun berkecamuk. Itulah perang pertama yang terjadi antara anak-anak Adam di muka bumi. 

Dalam peperangan itu, Syits memperoleh kemenangan dan dia menawan Qabil. Syits kemudian memimpin anak cucu Adam dan dia memimpin dengan peraturan dan hukum Allah, dia membawa persatuan di antara orang-orang di sekitarnya.

Editor : Aditya Nur Kahfi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut