GINJAL merupakan salah satu bagian tubuh manusia yang dapat beregenerasi secara alami.
Saat rusak, fungsi ginjal untuk menyaring dan membuang limbah, seperti racun, garam berlebih dan urea pun bakal terganggu.
Karena itu, mereka yang sudah mengalami kerusakan ginjal hanya mampu disembuhkan dengan cara transplantasi. Tetapi, mencari donor transplantasi ginjal bukanlah perkara yang mudah.
Nah, baru-baru ini terdapat kabar gembira dari para ilmuwan di Amerika. Sebab, Ahli bedah di rumah sakit New York University Langone Health behasil melakukan transplantasi ginjal babi ke manusia.
Bahkan, sistem kekebalan yang ada di ginjal babi itu tidak menurun pasca pemindahan ginjal.
Keberhasilan ini digadang-gadang akan menjadi barometer prosedur transplantasi penggunaan organ hewan untuk tubuh manusia di masa depan demi menyelamatkan nyawa.
Penerima donor ginjal babi adalah seorang wanita yang kondisi medianya mati otak. Sebelum ginjal ditransplantasi ke tubuh si perempuan, para ahli sudah mengubah gen ginjal babi sehingga tak lagi menyimpan molekul yang bisa memicu penolakan secara alamiah.
"Keluarga pasien menyetujui proses transplantasi ginjal babi ke tubuh pasien ," terang para ilmuwan dikutip dari Reuters, Kamis (21/10/2021).
Dalam laporannya dijelaskan para peneliti memiliki akses ke ginjal selama tiga hari karena organ itu dipertahankan di luar tubuh, namun tetap menempel dengan pembuluh darahnya.
Dokter Robert Montgomery, yang memimpin penelitian, mengungkapkan hasil tes berjalan dengan lancar dengan fungsi ginjal tetap normal dengan indikator ginjal masih menghasilkan jumlah urine yang diharapkan.
Di mana hal itu berarti ginjal babi berfungsi baik di tubuh si pasien.
Meski para peneliti tak menampik kondisi kreatinin abnormal atau situasi di mana fungsi ginjal memburuk sempat terjadi sebelum proses pemasangan ginjal babi di tubuh pasien. Namun, ginjal kembali membaik usai transplantasi dilakukan.
"Bahkan, tidak ada tanda penolakan kuat dan cepat yang terlihat ketika ginjal babi yang tidak dimodifikasi mulai ditransplantasikan ke tubuh manusia," kata peneliti.
Dengan keberhasilan ini, United Network for Organ Sharing memiliki harapan di masa depan. Apalagi, di Amerika Serikat, hampir 107.000 orang menunggu transplantasi organ, termasuk lebih dari 90.000 untuk ginjal yang waktu tunggunya tiga hingga lima tahun lamanya.
Sementara itu, dalam laporan tersebut diterangkan jika babi yang diubah secara genetik dijuluki dengan GalSafe dikembangkan anak perusahaan Revivicor United Therapeutics.
Hewan-hewan tersebut secara alamiah ternyata kekurangan gen yang menghasilkan alpha-gal atau gula yang memicu serangan langsung dari sistem kekebalan manusia.
Pada Desember tahun lalu, Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) telah menyetujui perubahan gen pada babi sehingga jauh lebih aman untuk dikonsumsi manusia sebagai makanan maupun obat-obatan.
FDA mengatakan, produk medis yang dikembangkan dari babi GalSafe masih memerlukan persetujuan khusus dari FDA itu sendiri sebelum digunakan pada manusia.
"Ini adalah langkah maju yang penting dalam mewujudkan janji xenotransplantasi yang akan menyelamatkan ribuan nyawa setiap tahun dalam waktu yang tak terlalu lama," kata CEO United Therapeutics Martine Rothblatt dalam keterangan resminya.
Editor : Eka Dian Syahputra
Artikel Terkait