SERANG,iNews.id - Warga Kota Serang, Banten memblokade kedatangan truk-truk sampah yang berasal dari Kota Tangerang Selatan dibuang ke TPA Cilowong.
Truk-truk sampah tersebut diarahkan warga ke kantor Kelurahan Cilowong dan kantor Kecamatan Taktakan. Berdasarkan pantauan di lapangan, ada sekira lima tumpukan sampah yang berada di depan kantor Kelurahan Cilowong.
Sedangkan satu tumpukan berada tepat di depan pintu keluar kantor Kecamatan Taktakan.
Bau dari tumpukan sampah itu terasa sampai jarak sekitar 20 meter lebih. Sehingga operasional pelayanan di Kelurahan Cilowong untuk sementara ditutup. Hal yang sama juga terjadi di kantor Kecamatan Taktakan.
Lokasinya yang di pinggir jalan utama, membuat setiap pengendara yang melintas menutup hidup karena baunya yang menyengat. Arif, salah satu warga yang berada dekat dengan Kantor Kelurahan Cilowong mengatakan, sampah yang dibuang dari Tangsel itu memang mengundang bau yang menyengat, karena diduga itu merupakan sampah yang sudah lama tertimbun kemudian akan dibuang ke TPA Cilowong.
"Liat aja tuh warnanya udah item kaya gitu. Makanya kami protes. Kalau sampah baru mah enggak kaya gitu, baunya juga enggak menyengat kayak gini," katanya. Kata Arif, pengalihan pembuangan sampah itu merupakan bentuk protes warga karena aspirasi mereka tidak ditanggapi oleh Pemkot Serang.
"Kesepakatan awalnya kan distop dulu sebelum kompensasi sampah itu dicairkan," katanya, Rabu (27/10/2021).
Arif menambahkan, namun karena truk-truk pengangkut sampah itu tetap beroperasi, akhirnya warga juga melakukan tindakan tegas dengan pengalihan pembuangan sampah itu.
"Biar semua warga merasakan bagaimana rasanya beraktivitas dekat dengan tumpukan sampah yang bau," ujarnya.
Arif menambahkan, sebagai masyarakat biasa dirinya menyadari segala kebijakan yang dibuat dan dirancang oleh pemerintah untuk kebaikan bersama.
Termasuk juga dalam hal kerjasama pembuangan sampah dari Tangsel ini, selain bisa mendatangkan PAD tambahan, juga katanya akan digunakan untuk perbaikan infrastruktur dan sarana prasarana TPA itu sendiri.
"Tapi nyatanya sampai sekarang kami, masyarakat Cilowong belum mendapatkan dana kompensasi yang dijanjikan itu," jelasnya.
Sementara itu beberpa pejabat Kelurahan Cilowong saat akan dikonfirmasi tidak ada ditempat. Ketika dihubungi juga tidak merespon meskipun kondisi handphone-nya aktif. Hal yang sama juga terjadi pada pejabat tingkat Kecamatan Taktakan.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait