Mahasiswi ini pun terus mencari keadilan. Namun dia mengaku terus diteror sang dekan dengan menggunakan nomor handphone yang baru.
"Dia menghubungi keluarga saya dan menjelaskan saya dicium sebagai kasih sayang antara orang tua dan anak. Ngaku mencium sebagai anak kok minta cium bibir. Saya dan keluarga tidak terima atas pelecehan ini," ucapnya.
Atas kejadian tersebut, dia berharap kepada perempuan lain yang merasa dilecehkan juga harus berani berbicara.
Sementara itu, sang dekan yang coba dikonfirmasi belum bisa dihubungi. Wartawan MPI sudah coba menghubungi nomor kontak maupun nomor WhatsApp-nya namun dalam keadaan tidak aktif.
Editor : Aditya Nur Kahfi
Artikel Terkait