JAKARTA, iNewsBekasi.id - Inilah kisah penghuni neraka terakhir yang bersiap pindah ke surga. Dia pun keluar dengan merangkak untuk meninggalkan neraka tapi wajahnya susah berpaling dari neraka. Bahkan, udara yang panas terus menerus menghembus wajahnya.
"Dia sangat berharap dan berdoa agar Allah SWT memalingkan wajahnya dari neraka," tulis Dr Umar Sulaiman Al-Asygar dalam bukunya berjudul "Ashash al Ghaib fii Shahih al-Hadits an-Nabawi" dan telah diterjemahkan Drs Asmuni menjadi "Kisah-Kisah Gaib dalam Hadits Shahih'.
“Wahai Tuhanku, palingkanlah wajahku dari api neraka. Karena ia telah menyiksaku dengan hembusan anginnya dan membakarku dengan kobaran apinya,” keluh penghuni neraka yang akan pindah ke surga itu.
Dia terus berdoa kepada Allah SWT. Akhirnya Allah berfirman kepadanya, “Apakah kiranya jika engkau diberi itu engkau akan meminta yang lain kepada-Ku?"
Pria itu berkata, “Tidak, demi keperkasaan Engkau, aku tidak meminta lain kepada-Mu."
Dia pun mengajukan kepada Rabbnya berbagai janji dan bukti apa saja yang dikehendaki. Allah SWT lantas memalingkan wajahnya dari api neraka. Allah memberi pembatas antara dirinya dan apa yang datang kepadanya berupa azab, sehingga wajahnya menghadap ke surga.
Pria ini diam sebagaimana yang dikehendaki Allah untuk diam. Dia mengingat semua janjinya bersama Rabbnya untuk tidak meminta kepada-Nya selain apa yang telah dia minta. Akan tetapi, kesenangannya dekat dengan surga dan bersukaria dengan para penghuninya terus membesar di dalam dirinya. Hal itu terus saja demikian sehingga mendorongnya berdoa kepada Rabbnya seraya memohon kepada-Nya sudi kiranya mendekatkan dirinya ke pintu surga.
Allah SWT mencelanya karena tidak memenuhi apa-apa yang sudah dijanjikan. Allah mencerca dan memburukkannya seraya berfirman, “Bukankah engkau telah memberikan janji-janji dan bukti-bukti bahwa engkau tidak akan meminta apa pun kepada-Ku selama-lamanya selain yang telah diberikan kepadamu. Celaka engkau wahai anak Adam dan alangkah gombal janjimu."
Akan tetapi pria itu terus berdoa, memohon dan berharap. Maka, Rabbnya bertanya kepadanya sebagaimana Dia bertanya kepadanya untuk pertama kalinya. “Apakah kiranya jika engkau diberi itu engkau akan meminta yang lain?”
Dia menjawab sebagaimana yang pertama. “Tidak, demi keperkasaan Engkau, aku tidak meminta lain kepadamu.”
Dia pun mengajukan kepada Rabbnya berbagai janji dan bukti apa saja yang dikehendaki. Dia lantas dibawa ke pintu surga.
Editor : Eka Dian Syahputra
Artikel Terkait