“Meskipun kita belum tahu untuk apa kotak ini digunakan, tidak berlebihan untuk mengatakan bahwa kotak ini dikerjakansecara bagus dan desain yang cerdik,” kata Li Haichao, seorang profesor di Universitas Sichuan yang bertanggung jawab atas penggalian di lubang No 7.
Di lubang No 8 yang berdekatan, para arkeolog menemukan berbagai artefak, termasuk kepala perunggu dengan topeng emas, patung perunggu dengan kepala manusia dan tubuh ular. Ada juga altar perunggu, makhluk mitos raksasa yang terbuat dari perunggu, dan benda perunggu berbentuk naga dengan hidung babi.
“Patung-patung itu sangat kompleks dan imajinatif, mencerminkan dunia peri yang dibayangkan oleh orang-orang pada waktu itu. Mereka menunjukkan keragaman dan kekayaan peradaban China,” kata Zhao Hao, seorang profesor di Universitas Peking yang mengepalai penggalian situs tersebut.
Di sekitar lubang, para arkeolog juga menemukan parit abu, pondasi arsitektur dan lubang kecil pengorbanan, dan peninggalan budaya, serta bambu, alang-alang, kedelai, dan sapi dan babi hutan yang mungkin telah dikorbankan.
Awalnya ditemukan pada akhir 1920-an, reruntuhan Sanxingdui telah dijuluki sebagai salah satu temuan arkeologis terbesar di dunia pada abad ke-20. Terletak di kota Guanghan, sekitar 60 km dari ibu kota provinsi Chengdu, reruntuhan seluas 12 km persegi diyakini sebagai sisa-sisa Kerajaan Shu, yang berusia sekitar 4.500 hingga 3.000 tahun.
Artikel ini sudah terbit di SINDOnews.com dengan judul "Penemuan Harta Karun di China Bikin Heboh, Ada 13.000 Artefak Perunggu, Emas, dan Giok".
Editor : Eka Dian Syahputra
Artikel Terkait