JAKARTA, iNewsBekasi.id - Apa perbedaan Nabi dan Rasul dalam Islam? Simak penjelasannya berikut ini.
Seperti diketahui, Nabi dan Rasul merupakan orang-orang yang punya keistimewaaan lantaran diberi wahyu oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Dilansir dari Okezone, sejumlah Nabi disebut juga sebagai Rasul. Namun, tak sedikit pula yang hanya bergelar Nabi. Sehingga Nabi dan Rasul punya perbedaan. Terkait perbedaan ini, ada sejumlah pendapat dari para ulama.
Pendapat Ibnu Abil 'Iz Al-Hanafi
Dikutip dari Muslim.or.id, seseorang dikatakan sebagai Rasul jika memperoleh wahyu dan diperintahkan menyampaikannya kepada umat. Akan tetapi, apabila mendapat wahyu saja, dia disebut Nabi.
Ibnu Abil 'Iz Al-Hanafi menuturkan, "Para ulama menyebutkan perbedaan-perbedaan antara Nabi dan Rasul. Pendapat yang paling bagus adalah bahwa siapa saja yang mendapatkan berita dari langit (wahyu), jika diperintahkan untuk disampaikan kepada orang lain, maka dia adalah Nabi sekaligus Rasul. Akan tetapi, jika tidak diperintahkan untuk disampaikan kepada orang lain, maka dia Nabi, namun bukan Rasul."
Pendapat Berdasarkan Tafsir Al-Qurthubi
Pendapat yang satu ini lebih menekankan pada cara seseorang mendapatkan wahyu. Apabila diberi wahyu dalam kondisi sadar dan melalui Malaikat Jibril, maka dia adalah Rasul. Sementara jika diberi wahyu oleh Allah Subhanahu wa ta'ala lewat mimpi, dia merupakan Nabi.
Editor : Eka Dian Syahputra