Hadir bersama Dirjen Cipta Karya Ir Diana Kusumastuti, MT dan Counsellor Kedutaan Besar Korea Selatan Lee Joonsan.
Fasilitas pengolahan limbah organik dengan teknologi Bio-Conversion yang dibangun berkat kerja sama Yayasan Korindo dengan Yayasan FFLI ini berkapasitas sampai dengan satu ton sampah organik setiap hari. Rest Area Cibubur dipilih sebagai lokasi pembangunan fasilitas Bio-Conversion BSF karena merupakan salah satu sumber limbah organik yang perlu diselesaikan permasalahannya langsung di tempat.
Cara yang sama juga dapat diterapkan di lokasi sumber-sumber limbah organik lainnya, seperti pasar tradisional, kawasan industri, perkantoran, dan perumahan.
“Selain bermanfaat bagi lingkungan, fasilitas ini diharapkan bisa menciptakan peluang ekonomi baru karena Yayasan Korindo akan mengembalikan keuntungan yang muncul dari proyek ini untuk program-program pengembangan masyarakat dan lingkungan,” ungkap Ketua Yayasan Korindo, Robert Seung.
Robert berharap, Bio-Conversion BSF di Rest Area Cibubur mampu mendulang sukses sebagaimana Bio-Conversion BSF dengan kapasitas empat ton per hari di Lombok yang telah dibangun melalui dukungan dana dari Yayasan Korindo pada 2017 lalu.
Pada proyek ini FFLI menjalin Kerjasama dengan Pemda Provinsi NTB memantau pengoperasiannya sampai saat ini.
Maka tak heran jika proyek ini dijadikan salah satu prototype penanganan sampah di Lombok. “Fasilitas-fasilitas ini tentunya tidak bisa berjalan dengan lancar tanpa adanya kolaborasi dari FFLI serta dukungan dari pemerintah setempat.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait