Untuk itu lanjut Arif, masih ada kesempatan Golkar Kota Bekasi melakukan konsolidasi guna mengganti Ade dari Ketua DPD Golkar, kemudian menggelar Musdalub guna memilih pemimpin yang mampu merangkul semua komponen. Sebab berdasarkan pengakuan dari sejumlah pengurus kecamatan, Ade Puspitasari dinilai bukan sosok yang egaliter.
“Mungkin Ade belum move on, sehingga masih memposisikan dirinya sebagai anak Wali Kota Bekasi. Padahal kita ketahui bahwa Pepen terseret kasus korupsi dan telah divonis 12 tahun penjara, yang saat ini masih menunggu hukuman selanjutnya atas kasasi yang diajukan KPK,” tandasnya.
Arif juga mengingatkan, bahwa tahun politik sudah di depan mata. Sementara, rivalitas parpol lainnya sudah mengatur strategi untuk meraup suara, namun di sisi lain Golkar Bekasi masih sibuk dengan persoalan internal.
“Kader Golkar harus bangkit, sebab berdasarkan survei Litbang Kompas Partai Golkar pada urutan ketiga di bawah PDi Perjuangan dan Partai Gerindra secara nasional. Oleh karena itu guna mempertahankan suara Golkar Kota Bekasi dibutuhkan sosok pemimpin yang memiliki jiwa petarung dan dapat mengembalikan marwah partai,” harap Arif.
Sementara itu, berdasarkan pernyataan Ade Puspitasari terkait dengan penguasaan gedung Golkar oleh pihak lain, melalui grup WhatsApp DPD, Ade minta kader tidak meladeni manufer yang dilakukan oleh Andi Salim.
Bahkan, Ade meminta kepada kader untuk fokus bagaimana pemenangan Golkar ke depan. Ia pun mengklaim bahwa sampai kapanpun gedung Golkar tidak bisa dipindahtangankan.
"Kita pun tau sejarah gedung itu seperti apa. Tidak mungkin Andi salim punya tanahnya. Karena tanah itu sampe hari ini masih milik Perumnas," katanya.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait