Lanjut dia, konsumen merasa takut membeli barang bekas impor lantaran pemerintah memberikan kampanye negatif pada pakaian second.
"Sangat berkurang (omzetnya). Karena mereka itu ditakut-takuti oleh pemerintah. Bahasanya ada virus, padahal tidak. Selama ini covid ada di Indonesia bahkan kami di sini pedagang thirfting jualan terus enggak ada namanya kematian gara-gara thrifting," bebernya.
Deri pun menambahkan, dari situasi sekarang ini harga pakaian bekas impor jadi terdongkrak. Misal biasanya satu baju dijual seharga Rp20 ribu, kini naik menjadi Rp25 ribu.
Editor : Eka Dian Syahputra
Artikel Terkait