Davis menangis dengan terjemahan Alquran di tangannya. Ia memutuskan membeli kitab itu, lupa dengan tujuannya membeli kitab agamanya dahulu, dan meninggalkan toko buku itu.
Keesokannya saat berjalan menuju kampusnya, Davis dititipi barang jualan milik temannya bernama Khadim. Ketika itu Khadim ingin menjalani Sholat Zuhur.
Saat bersama Khadim itulah seorang mahasiswa Pakistan menghampiri dan menyapa pria Senegal itu. Seperti Khadim, ia mengira Davis seorang Muslim, dan gembira saat mendengar Davis telah membaca Alquran.
Dia kemudian menawari menawarkan dirinya untuk menemani Davis melihat-lihat masjid. Davis menerima tawarannya.
Keesokan harinya, mahasiswa tersebut menjemput Davis dan membawanya ke sebuah masjid milik Asosiasi Komunitas Muslim di Santa Clara Kalifornia setelah terlebih dulu dia mengajak makan siang di rumahnya. Saat tiba di masjid, Davis disambut sekira 40 pria yang menyapanya sembari tersenyum.
Usai duduk dan bergabung dengan pria-pria tersebut, Davis ditanya apakah dia mengetahui sesuatu tentang Islam. Dia pun menceritakan Alquran yang dibelinya dan menyampaikan hal-hal tentang Islam yang diketahuinya lewat kitab tersebut.
"Lalu seorang di antara mereka bertanya apakah aku memercayai Nabi Muhammad dan tanpa ragu kujawab 'Ya'. Aku ditanya apakah aku percaya tentang anak Tuhan, kujawab 'Tidak'."
Editor : Eka Dian Syahputra
Artikel Terkait