JAYAPURA, iNewsBekasi.id - Ari Bagus Purnomo, wartawan dari CNN dan Parapara Tv, menjadi korban pengeroyokan oleh massa ketika sedang meliput di dekat peti jenazah Lukas Enembe.
Ari berusaha mengambil gambar Bendera Bintang Kejora yang terletak di samping peti jenazah Lukas Enembe. Awalnya, dia berada dalam barisan Kapolda Papua, namun karena ingin mengambil gambar dari sudut yang berbeda, dia keluar dari barisan Kapolda.
"Sebenarnya tidak masalah jika saya tetap berada di belakang rombongan Kapolda, tetapi karena saya melihat ada Bendera Bintang Kejora berkibar di samping peti jenazah itu, saya langsung ingin mencari cara untuk mengambil gambar," ungkapnya.
Dia menceritakan bahwa dia keluar dari barisan untuk mengambil gambar dari sudut lain, namun tiba-tiba ada seorang warga yang berteriak, "Hei, mengapa kamu mengambil gambar? Apa yang kamu rekam?" Massa tersebut kemudian mencoba merebut ponselnya.
"Karena saya ingin menjaga gambar tersebut, saya menyimpan ponsel di dalam baju dan kemudian berjongkok di atas aspal, di situlah saya mulai mendapat serangan, saya dikeroyok," lanjutnya.
Dampak dari pengeroyokan itu, dia mengalami memar dan lutut sebelah kanannya terasa seolah-olah terkilir. Saat ini, dia hendak diperiksa di RSUD Yowari Sentani.
"Saya merasa ditendang dari belakang, dipukul, dan ditendang dari belakang, yang saya rasakan secara khusus adalah tendangan dari belakang yang membuat lutut saya terkilir," ungkapnya.
Beruntungnya, menurutnya, pengeroyokan tidak berlangsung lama karena dihentikan oleh Kapolres Jayapura, AKBP Fredrickus W.A Maclarimboen.
Ari menyebut bahwa kejadian pengeroyokan terhadap dirinya terjadi tepatnya di lampu merah Pasar Lama, Sentani, Kabupaten Jayapura sekitar pukul 10.15 WIT.
Editor : Vitrianda Hilba Siregar
Artikel Terkait