Saat Hari Tasyrik Umar bin Khattab Melakukan Amalan Utama Berikut Ini

Vitrianda Hilba Siregar
Hari Tasyrik jatuh pada 11, 12 dan 13 Dzulhijjah setelah Hari Raya Idul Adha 10 Dzulhijjah. Foto ilustrasi/ist

BEKASI, iNewsBekasi.id - Hari Tasyrik jatuh pada 11, 12 dan 13 Dzulhijjah setelah Hari Raya Idul Adha 10 Dzulhijjah. Sebagai orang beriman, hendaknya memaksimalkan upaya untuk meraih rahmat dan pahala dari Allah di Hari Tasyrik tersebut.

Jangan sampai menyia-nyiakan kesempatan emas ini. Perbanyaklah amal soleh dan berbagai bentuk ibadah kepada Allah. Beberapa amal yang disyariatkan untuk dilakukan di hari Tasyrik antara lain:

1. Memperbanyak Dzikir

Allah berfirman:

وَاذْكُرُوا اللَّهَ فِي أَيَّامٍ مَعْدُودَاتٍ

“Ingatlah Allah di hari-hari yang terbilang.” (QS. Al-Baqarah: 203), yaitu di hari Tasyrik.

Dari Nubaisyah al-Hudzali radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

أَيَّامُ التَّشْرِيقِ أَيَّامُ أَكْلٍ وَشُرْبٍ وَذِكْرٍ لِلَّهِ

“Hari Tasyrik adalah hari makan, minum, dan banyak mengingat Allah.” (HR. Muslim, Ahmad, Abu Daud, Nasa’i).

Menghidupkan dzikir pada hari Tasyrik dapat dilakukan dalam berbagai bentuk, seperti (Lathaiful Ma’arif, 504 – 505):

  • Takbiran setelah shalat wajib: Ini seperti yang dilakukan oleh para sahabat. Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu bertakbir setelah shalat subuh pada tanggal 9 Dzulhijjah hingga setelah dzuhur tanggal 13 Dzulhijjah. (Ibn Abi Syaibah dan al-Baihaqi, sanadnya dishahihkan al-Albani)

  • Mengingat Allah saat menyembelih qurban: Penyembelihan qurban dapat dilaksanakan sampai hari Tasyrik berakhir.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

كُلُّ أَيَّامِ التَّشْرِيقِ ذَبْحٌ

“Di setiap hari Tasyrik, boleh menyembelih.” (HR. Ahmad, ibn Hibban, Ad-Daruquthni, dan lainnya).

  • Berdzikir sebelum makan dan memuji Allah setelah makan: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إن الله عزَّ وجل يرضى عن العبد أن يأكل الأكلة فيحمده عليها ، ويشرب الشَّربة فيحمده عليها

“Sesungguhnya Allah ridha terhadap hamba yang makan sesuap makanan kemudian memuji Allah, atau minum seteguk air dan memuji Allah karenanya.” (HR. Muslim 2734)

  • Melantunkan takbir saat melempar jumrah: Ini dilakukan oleh jamaah haji.

  • Memperbanyak takbir secara umum, di manapun dan kapanpun: Umar radhiyallahu ‘anhu melantunkan takbir di kemahnya di Mina, diikuti oleh banyak orang sehingga Mina bergetar karena gema takbir. (HR. Bukhari sebelum hadis no. 970)

     

2. Memperbanyak Doa kepada Allah

Sebagian ulama menganjurkan untuk memperbanyak doa pada hari-hari ini.

Ikrimah (murid Ibn Abbas) mengatakan:

كان يستحب أن يقال في أيام التشريق : { رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ }

Doa berikut dianjurkan untuk dibaca pada hari Tasyrik: RABBANAA AATINAA FID-DUN-YAA HASANAH WA FIL AA-KHIRATI HASANAH, WA QINAA ADZAABAN-NAAR. (Lathaiful Ma’arif, Hal. 505).

Doa ini dikenal sebagai doa sapu jagad, karena mengandung semua bentuk kebaikan dan menolak semua bentuk keburukan. Doa ini sering dilantunkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Anas bin Malik mengatakan:

كَانَ أَكْثَرُ دُعَاءِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «اللَّهُمَّ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً، وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ»

Doa yang paling sering dilantunkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah RABBANAA AATINAA FID-DUN-YAA HASANAH dst. (HR. Bukhari 6389 dan Muslim 2690).

Selain itu, doa merupakan bentuk dzikir yang agung, berisi pujian dan harapan manusia kepada Tuhannya, sehingga hari Tasyrik menjadi istimewa untuk memperbanyak doa.

Ziyad Al-Jasshas meriwayatkan dari Abu Kinanah al-Qurasyi, bahwa beliau mendengar Abu Musa al-Asy’ari berceramah dalam khutbahnya saat Idul Adha:

بعد يوم النحر ثلاثة أيام التي ذكر الله الأيام المعدودات لا يرد فيهن الدعاء فارفعوا رغبتكم إلى الله عز و جل

"Setelah hari raya qurban ada tiga hari, di mana Allah menyebutnya sebagai al-Ayyam al-Ma’dudat (hari-hari yang terbilang), doa pada hari-hari ini tidak akan ditolak. Karena itu, perbesarlah harapan kalian." (Lathaiful Ma’arif, Hal. 506).

Semoga Allah memudahkan kita untuk senantiasa istiqamah dalam menggapai ampunan-Nya.

Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network