BBM SPBU Swasta Langka, Menteri Bahlil Digugat ke PN Jakpus

Nur Khabibi
Menteri ESDM Bahlil digugat ke PN Jakarta Pusat, imbas kelangkaan BBM di SPBU swasta. Foto: Setkab

JAKARTA, iNewsBekasi.id - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia digugat ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat oleh seorang warga yang juga sebagai konsumen SPBU Shell bernama Tati Suryati. Gugatan ini imbas kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) di sejumlah SPBU swasta. 

Gugatan ini teregister dengan nomor perkara 648/Pdt.G/2025/PN Jkt.Pst dengan klasifikasi perbuatan melawan hukum. Adapun, sebagai pihak tergugat, Menteri ESDM (tergugat I), PT. Pertamina (tergugat II),  dan PT. Shell Indonesia (tergugat III). 

Kuasa hukum Tati, Boyamin Saiman menyatakan, kliennya rutin melakukan pengisian BBM V-Power Nitro+ dengan Research Octane Number (RON) 98 setiap dua minggu sekali melalui Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) BSD 1 atau BSD 2.  

Selain kualitas BBM jenis V-Power Nitro+ dengan Research Octane Number (RON) 98, pelayanan di SPBU BSD 1 dan BSD 2 juga lebih baik. 

Ia melanjutkan, pada pertengahan September 2025, kliennya berniat mengisi BBM jenis tersebut di lokasi langganannya namun tidak tersedia. Hal yang sama juga terjadi di SPBU swasta di sekitarnya. 

"Bahwa Tergugat I melalui pernyataan di beberapa media yang dipublikasikan pada tanggal 20 September 2025 menyatakan bahwa pemerintah membuat keputusan untuk tetap melayani penjualan BBM impor tetapi itu akan diberikan lewat kolaborasi dengan Pertamina," kata Boyamin dalam keterangannya, Senin (29/9/2025). 

"Berdasarkan uraian tersebut, telah nyata dan terbukti bahwa para tergugat telah melakukan perbuatan melawan hukum dengan membatasi kuota BBM pada Badan Usaha Swasta yang mengakibatkan penggugat tidak bisa menentukan pilihan penggunaan BBM," sambungnya. 

PT Shell Indonesia menjadi pihak tergugat lantaran dinilai tidak mampu melindungi penggugat selaku konsumen. 

Dalam gugatannya, Tati  meminta pihak tergugat membayar kerugian materiil sebesar Rp1.161.240 Jumlah tersebut merupakan perhitungan dua kali pengisian. 

Selanjutnya, membayar kerugian imateriil sebesar Rp500 juta. Jumlah tersebut merupakan nilai mobil penggugat yang merasa cemas karena kendaraannya terpaksa menggunakan bahan bakar Shell Super RON 92.

Editor : Tedy Ahmad

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network