Upacara Mendadak Dipindah ke Istana Negara
Pemberian gelar kehormatan ini juga dikaitkan dengan upaya memperkuat aliansi New Emerging Forces (NEFO) dan Games of The New Emerging Forces (GANEFO) — dua inisiatif besar Soekarno untuk membangun solidaritas negara-negara berkembang.
Sebelumnya, UI juga telah memberikan gelar serupa kepada Pangeran Norodom dari Kamboja dan Carlos P. Romulo dari Filipina pada tahun 1964.
Menariknya, upacara penganugerahan yang semula direncanakan di Kampus UI Salemba mendadak dipindahkan ke Istana Negara, hanya beberapa jam sebelum acara dimulai. Pertimbangan keamanan menjadi alasan utama perubahan lokasi tersebut.
Upacara akhirnya digelar pada 15 April 1965, dihadiri oleh pejabat negara dan civitas akademika UI.
Dalam pidato akademiknya, Kim Il-Sung menyampaikan tema berjudul “Prinsip Kemandirian dalam Perjuangan Revolusioner Maupun dalam Pembangunan Sebuah Negara.” Setelah acara resmi selesai, Istana Negara menggelar jamuan makan kenegaraan untuk menghormati Kim dan rombongannya.
Kim Il-Sung menutup kunjungannya ke Indonesia pada 20 April 1965. Momen bersejarah ini menjadi bagian penting dalam sejarah hubungan diplomatik Indonesia–Korea Utara, sekaligus menandai peran Universitas Indonesia dalam diplomasi internasional pada era Presiden Soekarno.
Editor : Wahab Firmansyah
Artikel Terkait
