JAKARTA, iNews.id - Citayam Fashion Week dapat terus berkembang dan mempunyai penggemar sendiri. Layaknya Harajuku Street Fashion di Jepang, memiliki penggemar yang terbilang besar.
Akademisi dan Praktisi Bisnis Rhenald Kasali menuturkan, Harajuku Street Fashion membuat kagum lantarn banyak anak muda memamerkan fashion keren setiap Sabtu dan Minggu.
"Saya pernah tinggal di Shijuku, Tokyo itu sekitar 90-an awal. Tinggal 1 tahun dan disitu saya melihat anak muda yang membuat kagum karena mereka mempertontonkan Harajuku Street Fashion. Pakaian aneh setiap Sabtu dan Minggu dan di kiri, kanan ada toko fashion," ujarnya, di akun YouTube Rhenald, Kamis (14/7/2022).
Harajuku Street yang digemari pada masa itu ternyata bukan digemari orang-orang Tokyo. Mereka yang suka Harajuku Street berasal dari pinggiran seperti Yohohama, Chiba, Saitama dan lainnya.
Oleh karena itu, fashion street di jalan jadi perhatian seperti Citayam Fashion Week. Semua bertemu karena memiliki satu minat yaitu fashion.
"Nah ini semua jadi ramai terus karena ada pertemuan KRL, MRT dan LRT," ujarnya.
Tentu, lanjut Rhenald bila dilihat dari berbagai sisi, ada negatif dan positifnya Citayam Fashion Week.
"Tentu negatif kalau mereka kumpul sampai malah hari dan buang sembarangan. Media sudah sampaikan bahwa jumlah sampah di sana banyak sekali, apa itu gelas plastik dan sebagainya. Tapi positif karena street food meningkat," tuturnya.
Citayam Fashion Week adalah kumpulan anak remaja yang menyukai fashion street sampai mengikuti tren yang ada di media sosial.
Misalnya, perempuan mengenakan baju serba hitam disebut cewek mamba. Bajunya warna warni disebut cewek kue, dan cewek bumi kalau pakainya berwarna bumi.
Tentu ada juga cewek peri yang menggunakan gaun peri. Ada juga perempuan yang pakai crop tee dan pusarnya kelihatan. Untuk cowok ada yang menggunakan celana kotak-kotak, kemeja flanel dan lainnya.
Editor : Eka Dian Syahputra