get app
inews
Aa Text
Read Next : Tur Lionel Messi di India Ricuh, Penonton Lempar Botol dan Rusak Stadion

Kisah Howard Schultz: Dulu Sempat Jadi Loper Koran, Kini Sukses Besarkan Starbucks

Senin, 18 Juli 2022 | 21:17 WIB
header img
Howard Schultz, sosok di balik suksesnya Starbucks. (Foto: Reuters)

Schultz pun menjadi orang pertama dalam keluarganya yang bisa kuliah dan mendapat gelar sarjana.

Setelah lulus dari Michigan dengan gelar Bachelor of Science bidang komunikasi pada 1975, Schultz menjadi salesman untuk Hammarplast, sebuah perusahaan yang menjual pembuat kopi Eropa di Amerika Serikat. Kerja kerasnya berhasil membawa dia ke jajaran direktur penjualan, pada awal 1980an.

Berada di posisi tersebut, membuat Schultz menyadari bahwa dia menjual lebih banyak pembuat kopi ke sebuah toko kecil di Seattle, Washington, calon Starbucks Coffee Tea and Spice Company di masa depan, yang saat itu masih bernama Macy's.

Howard Schultz pun penasaran dengan toko terebut. Dia pun mengunjungi toko tersebut pada 1981. Pada saat itu, Starbucks baru berusia sekitar 10 tahun, dan tidak memiliki cabang di luar Seattle. Pemilik asli perusahaan tersebut adalah tiga teman kuliah, Jerry Baldwin dan Gordon Bowker dan tetangganya, Zev Siegl. Mereka bertiga mendirikan Starbucks pada 1971 dengan logo putri duyung.

Pertemuan dengan ketiganya pun cukup mengubah pandangan Schultz, untuk pertama kalinya cerita dia pun mendengar tentang kopi yang bagus dan bagaimana rasanya yang enak.

Setahun setelah bertemu dengan para pendiri Starbucks, Howard Schultz dipekerjakan sebagai direktur operasi ritel dan pemasaran untuk perusahaan kopi, Starbucks, yang sedang tumbuh. Namun, pada awalnya perusahaan tersebut hanya menjual biji kopi, bukan minuman.

Pada 1983, saat bepergian di Milan, Italia, dia dikejutkan oleh banyaknya bar kopi yang ditemuinya. Sebuah ide kemudian terpikir olehnya: Starbucks harus menjual bukan hanya biji kopi tapi juga espresso.

Sekembalinya dari Milan, dia mencoba membujuk pemiliknya untuk menjual espresso tradisional selain bijih kopi, teh dan rempah-rempah yang telah lama mereka jual.

Sayangnya, perusahaan tempat dia bekerja tidak setuju dengan usulnya. Namun, Schultz tak putus asa, dia pun tetap merekomendasikan pembukaan kedai kopi, hingga akhirnya pemilik perusahaan kopi tempat dia bekerja mengizinkannya mendirikan sebuah kedai kopi di Seattle.

Editor : Eka Dian Syahputra

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut